Pandeglang, Nusantara Media – Kondisi jalan penghubung Desa Kadumalati – Pasirgadung – Cimoyan, Kecamatan Patia dan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, rusak parah dan berubah menjadi lautan lumpur akibat dampak proyek Jalan Tol Serang–Panimbang Seksi 3. Warga menilai PT Hutama Karya (Persero) dan PT Sino Road and Bridge Group (KSO) serta pemerintah daerah abai terhadap keluhan yang sudahsudah disampaikan berulang kali.
Ribuan warga Desa Pasirgadung, Kadumalati, Cimoyan, dan sekitarnya, termasuk ratusan pelajar SDN, SMPN, SMK Negeri 13 Pandeglang, serta SMA 12 Picung. Petani dan pedagang juga kesulitan mengangkut hasil bumi dan barang dagangan.
Akses jalan utama yang semula beraspal kini dipenuhi urukan tanah proyek dan berlubang dalam. Saat hujan, jalan licin ekstrem dan berubah menjadi kubangan lumpur tebal hingga kendaraan roda dua sering terpeleset. “Saya sering jatuh, teman-teman sekolah juga banyak yang terjatuh karena licin sekali,” keluh LD (17), pelajar SMA 12 Picung (10/12/2025).
Kerusakan sudah berlangsung hampir satu tahun sejak pekerjaan Tol Serang–Panimbang Seksi 3 mulai intensif di wilayah tersebut, dan semakin parah memasuki musim hujan 2025.
Jalan alternatif penghubung Desa Kadumalati – Desa Pasirgadung – Desa Cimoyan, Kecamatan Patia dan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten – tepat di area terdampak proyek Tol Serang–Panimbang Seksi 3 (Rangkasbitung–Panimbang).
Menurut aktivis Konsolidasi Mahasiswa Pasirgadung Patia (KOMPAS), Entis Sumantri, kedua perusahaan pelaksana yaitu PT Hutama Karya dan PT Sino Road and Bridge Group gagal melaksanakan kewajiban perawatan jalan masyarakat yang terdampak sebagaimana tertuang dalam dokumen AMDAL dan Andalalin. “Ini jelas pelanggaran K3 dan peraturan PSN. Perusahaan wajib bertanggung jawab, bukan malah membiarkan warga menderita,” tegas Entis.
Warga sudah berkali-kali menyampaikan aspirasi ke pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten, namun belum ada perbaikan signifikan. KOMPAS menyatakan akan terus mengawal isu ini, mendesak pemerintah memberikan sanksi tegas hingga black-list kontraktor yang abai. “Kami minta jalan segera diperbaiki sebelum ada korban jiwa, terutama anak-anak sekolah,” pungkas Entis Sumantri.
Warga berharap Pemerintah Provinsi Banten, Pemkab Pandeglang, Kementerian PUPR, serta PT Hutama Karya dan PT Sino Road and Bridge Group segera bertindak cepat memperbaiki akses jalan tersebut demi keselamatan dan kelankelancarancaran aktivitas masyarakat.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!