Malaysia, Nusantara Media – Sebuah insiden mengerikan mengguncang Bukit Jambul, Penang, Malaysia. Syahrul Ramadhan, pekerja migran berusia 34 tahun asal Aceh Tamiang, Indonesia, tewas setelah sekelompok massa multinasional dari Myanmar, Indonesia, dan Malaysia memukulinya secara brutal. Kejadian ini memicu kemarahan publik dan menyoroti kerentanan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Menurut Bospon, Ketua Grup Sabena Komuniti Aceh Malaysia, Syahrul diduga menggoyangkan pagar rumah warga dan merusak kaca mobil. Tindakan tersebut memicu amarah sekelompok warga. Akibatnya, mereka menyerang Syahrul dengan brutal, menargetkan kepalanya dan mencekiknya hingga meninggal dunia. Video pengeroyokan yang viral di media sosial semakin memperparah kecaman terhadap aksi main hakim sendiri.
Komunitas Indonesia di Malaysia, melalui Grup Sabena, segera melaporkan kasus ini ke kepolisian Malaysia. Dengan tegas, Bospon menyatakan, “Kami menuntut keadilan untuk saudara kami,” sebagaimana dikutip dari *Serambinews.com* (3/8/2025). Saat ini, jenazah Syahrul berada di Hospital Pulau Pinang untuk menjalani visum dan proses administrasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, proses pemulangan jenazah Syahrul ke Aceh Tamiang tengah berlangsung. KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Penang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk mendampingi keluarga korban. Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol. (P) Drs. Armia Pahmi, MH, memastikan bahwa pendampingan hukum dan repatriasi berjalan lancar.
Anggota DPD RI asal Aceh, Azhari Cage, dengan keras mengecam tindakan pengeroyokan ini. Ia mendesak Kementerian Luar Negeri dan KBRI untuk mengusut kasus ini secara tuntas. Lebih lanjut, ia menyinggung dugaan keterlibatan polisi setempat berdasarkan video yang beredar.
Nora Idah Nita, anggota DPRA dari Aceh Tamiang, juga menyuarakan keprihatinannya. “Syahrul merantau untuk menghidupi keluarganya, namun berakhir dengan cara yang tidak manusiawi,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan duka mendalam atas nasib tragis pekerja migran tersebut.
Kasus ini kembali menegaskan urgensi perlindungan bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri. Tragedi Syahrul menjadi pengingat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan harus mengambil langkah konkret untuk menjamin keselamatan mereka. Selain itu, kasus ini menunjukkan perlunya edukasi untuk mencegah aksi main hakim sendiri yang berujung pada kehilangan nyawa.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ini, masyarakat berharap kasus Syahrul Ramadhan menjadi titik balik untuk memperkuat perlindungan pekerja migran.
Penulis : David
Editor : Admin
Sumber Berita: Serambinews.com