Sachsenring, MotoGP – Sirkuit Sachsenring kembali menjadi saksi bisu kehebatan seorang Marc Marquez. Kali ini, bukan hanya rekor kemenangan yang menjadi sorotan, melainkan gaya balapnya yang mengundang decak kagum dari sesama pembalap, termasuk Pol Espargaro. Dalam sebuah analisis mendalam yang seolah-olah dikutip dari paddock MotoGP, Espargaro menggambarkan aksi Marquez di Sachsenring sebagai “puisi dalam gerak lambat.”
Pernyataan ini muncul setelah Espargaro mengamati dengan cermat bagaimana Marc Marquez mengejar Bezzecchi. “Marc menggunakan rem belakang, rem mesin, semuanya, hanya untuk tidak memberinya [Bezzecchi] sedikit pun ruang,” ujar Espargaro. Ia menyoroti agresivitas dan presisi Marquez yang luar biasa, sebuah kombinasi yang memungkinkannya menjaga tekanan konstan terhadap lawan.
Espargaro juga menekankan tingkat kepercayaan diri dan agresivitas Marquez saat melakukan overtake. Menurutnya, kemampuan Marquez untuk terus menekan tanpa memberikan lawan ruang untuk bernapas adalah kunci dominasinya di Sachsenring.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Espargaro membahas keuntungan taktis dari mempertahankan kecepatan tinggi, bahkan jika berisiko. Ia menjelaskan bahwa memperlambat laju justru bisa memicu kesalahan. Di Sachsenring, Marquez tampaknya memiliki margin lebih besar, berkat penguasaannya atas sirkuit dan kesulitan yang dialami para pesaing langsungnya seperti Pecco Bagnaia dan Alex Marquez.
Dalam kesempatan yang sama, Pol Espargaro juga sempat menyinggung situasi di tim KTM. Ia memberikan pujian atas kontribusi Maverick Vinales kepada tim dan melihat potensi besar pada Pedro Acosta serta Brad Binder, terutama dalam kondisi basah di mana keberanian seorang pembalap bisa mengimbangi perbedaan teknis.
Analisis dari Pol Espargaro ini memberikan gambaran jelas tentang kejeniusan Marc Marquez di lintasan, terutama di sirkuit favoritnya Sachsenring. Gaya balap yang begitu unik dan efisien menjadikan setiap aksinya bagaikan sebuah pertunjukan, sebuah “puisi dalam gerak lambat” yang patut diabadikan dalam sejarah MotoGP.
Penulis : Ifan Apriyana