Formula 1, Nusantara Media - Max Verstappen, pembalap Red Bull Racing yang finis kedua di klasemen pembalap 2025 dengan 421 poin, menunjukkan sikap bijaksana saat menerima permintaan maaf dari Kimi Antonelli pasca Grand Prix Abu Dhabi. Sementara itu, juara dunia baru Lando Norris dari McLaren F1 Team mengonfirmasi penggunaan nomor 1 pada mobilnya mulai 2026, mengakhiri dominasi nomor tersebut oleh Verstappen sejak 2022. Analisis lebih dalam mengungkap bagaimana momen ini mencerminkan dinamika persaingan ketat di akhir musim, di mana selisih dua poin antara Norris (423 poin) dan Verstappen menjadi penentu.

Insiden di Grand Prix Qatar menjadi sorotan utama, di mana kesalahan Antonelli—seorang rookie Mercedes—memungkinkan Norris naik ke posisi keempat, meraih dua poin krusial yang akhirnya menentukan gelar. Antonelli, yang menghadapi ancaman online pasca-insiden tersebut, mendekati Verstappen di media pen Abu Dhabi dan berkata, "Saya sangat menyesal." Respons Verstappen, "Teman, jangan khawatir. Semua baik-baik saja. Tidak ada perasaan buruk," menonjolkan sportivitas di tengah tekanan. Selain itu, pernyataan Red Bull yang menyatakan penyesalan atas komentar awal tim radio—yang sempat menuduh Antonelli sengaja memberi jalan—memperkuat upaya meredam kontroversi, meskipun ancaman terhadap Antonelli tetap menjadi isu sensitif di komunitas F1.

Keputusan Norris untuk mengganti nomor 4-nya, yang telah menjadi identitas sejak debut 2019, bukan hanya simbolis. "Ini tradisi, dan tim saya akan lebih bahagia daripada saya," ujar Norris dalam wawancara Sky Sports pasca-balapan Abu Dhabi. Namun, pilihan ini juga mengingatkan pada penolakan Lewis Hamilton terhadap nomor 1 selama era juaranya di Mercedes AMG F1, di mana ia mempertahankan nomor 44 untuk alasan pribadi. Berbeda dengan Hamilton, Norris memilih nomor 1 untuk menghormati kontribusi McLaren pit crew dan insinyur seperti Andrea Stella, yang mendukungnya melewati rival internal Oscar Piastri (410 poin, finis ketiga).

Dari perspektif strategis, perubahan di Red Bull semakin mencolok dengan laporan kepergian penasihat motorsport Helmut Marko di akhir 2025, setelah 20 tahun berkontribusi. Marko, sekutu dekat prinsipal Laurent Mekies, disebut akan pensiun untuk "awal baru" di bawah CEO Oliver Mintzlaff, meskipun kontraknya berlanjut hingga 2026. Langkah ini, pasca pemecatan Christian Horner musim panas lalu, berpotensi memengaruhi adaptasi tim terhadap regulasi 2026 yang lebih berkelanjutan. Sementara itu, promosi Isack Hadjar ke Red Bull untuk tes pasca-musim di Yas Marina—menggantikan Yuki Tsunoda yang berpindah ke peran cadangan—menandai langkah awal duo baru dengan Verstappen. Hadjar, yang mencetak podium rookie di Belanda, diharapkan membawa dinamika segar di era mesin Red Bull-Ford.

Lebih lanjut, berita dari tim baru Cadillac F1 Team menambah warna dengan video pertama Valtteri Bottas di kokpit mobil 2026, berpasangan dengan Sergio Perez di bawah dukungan General Motors. Bottas, mantan cadangan Mercedes AMG F1, bercanda, "Itu kursi bagus. Itu kursi saya," dalam video yang viral, menandakan kesiapan tim Amerika untuk debut sebagai tim ke-11. Analisis menunjukkan pasangan berpengalaman ini bisa menantang tim menengah seperti Haas F1 Team, terutama dengan ban Pirelli baru yang diuji di Abu Dhabi.

Sementara itu, Oliver Bearman dari Haas mendekati ambang larangan balapan setelah mendapat satu poin penalti lagi di Abu Dhabi akibat insiden dengan Lance Stroll dari Aston Martin F1 Team, total kini 10 poin—hanya dua dari otomatis diskualifikasi. Dengan poin pertama hilang baru Mei 2026, Bearman harus ekstra hati-hati di awal musim depan. Dampak ini bisa memengaruhi strategi Haas di bawah Ayao Komatsu, yang bergantung pada konsistensi rookie untuk bertahan di grid.

Secara keseluruhan, akhir musim 2025 ini menandai transisi besar: dari sportivitas Verstappen-Antonelli hingga restrukturisasi Red Bull dan debut tim baru. Prospek 2026 penuh tantangan regulasi, dengan Norris berpotensi mempertahankan gelar jika McLaren optimalkan kecepatan lap di atas 1:25 menit seperti di Abu Dhabi. Nusantara Media akan memantau evolusi ini secara mendalam.

Untuk pembaruan terkini, kunjungi Nusantara Media.