Serang, Nusantara Media-
Meski telah dibersihkan berkali-kali sepanjang tahun 2025 oleh relawan Komunitas Peduli Sungai Banten (KPSB), tumpukan sampah kembali memenuhi sepanjang bantaran Sungai Cibanten di Kota Serang. Kondisi ini mencerminkan lemahnya edukasi masyarakat serta minimnya infrastruktur pengelolaan sampah.
Gerakan bersih-bersih Sungai Cibanten yang digagas KPSB sejak Mei 2025 hingga awal Desember 2025 berhasil membersihkan puluhan titik. Awalnya teridentifikasi 49 titik penumpukan sampah di kawasan Kecamatan Serang.
Hingga 6 Desember 2025, saat kolaborasi dengan Detasemen Polisi Militer (Denpom) III/4 Serang, tersisa 16 titik yang belum tertangani sepenuhnya.
"16 titik sampah ini berada di pusat Kota Serang, seperti Lontar Jiwantaka (2 titik), Lontar Sipung (2 titik), Magersari (2 titik), Pekarungan (2 titik), Kampung Baru (2 titik), Unyur (3 titik), dan Katulisan (2 titik)," kata Ketua KPSB, Lulu Jamaludin, pada Minggu (14/12/2025).
Titik-titik tersebut sulit dibersihkan karena volume sampah yang besar dan akses melalui darat. Padahal, sebagian sudah pernah dibersihkan sebelumnya, namun kembali menumpuk akibat pembuangan sembarangan
Sampah yang mendominasi berupa limbah rumah tangga, plastik sekali pakai, styrofoam, hingga material bangunan. Menurut Lulu, hal ini menunjukkan buruknya sistem pengelolaan sampah di kawasan padat penduduk sekitar sungai.
"Ini indikasi lemahnya kesadaran kolektif masyarakat dan kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah memadai dari Pemkot Serang," tegasnya.
Lulu mendesak Pemkot Serang segera menggerakkan instansi terkait dan masyarakat untuk membersihkan 16 titik tersisa tersebut. Ia juga mengumumkan rencana aksi lanjutan KPSB.
"Pada 20 Desember 2025, kami akan bersih-bersih di kawasan Kecamatan Kasemen, dari Kidemang hingga Kenari. Kemudian pada 21 Desember, dari Bendungan Sindangheula hingga Cigintung," ujar Lulu.
Meski belum mendapat bantuan peralatan dari Pemkot Serang maupun Pemprov Banten, relawan KPSB berkomitmen terus membersihkan Sungai Cibanten. Upaya ini diharapkan menjadi momentum perubahan perilaku masyarakat agar sungai ikonik Kota Serang terbebas dari sampah dan potensinya sebagai wisata
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!