Pandeglang, Nusantara Media – Kondisi Jembatan Blengbeng yang berada di atas Sungai Cikayang, Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, kembali menuai keprihatinan. Jembatan tersebut kini mengalami kemiringan sekitar 20 derajat, membuat warga resah dan takut melintas, terutama para pelajar. Jembatan ini sebelumnya ambruk pada tahun 2022 dan menyebabkan dua warga terjatuh ke sungai bersama sepeda motornya dan mengalami luka yang cukup serius. Sejak kejadian itu, masyarakat dibantu Kepala Desa, TNI, dan Polri telah lima kali melakukan perbaikan darurat secara swadaya. Namun karena hanya menggunakan material seadanya, kondisi jembatan kembali rusak. Saat ini, paku-paku kembali menonjol, papan-papan kembali melengkung, dan permukaan jembatan menjadi licin saat hujan. Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi anak-anak sekolah yang setiap hari harus melintas untuk pergi belajar. Danramil: “Sudah Ada Korban, Bahkan Sampai 17 Jahitan” Kapten Inf Purgiarto Danramil 0116/Cikeusik, Kodim 0601/Pandeglang, yang turun langsung mengecek kondisi jembatan, menyampaikan kepada awak media bahwa pada Mei 2025 seorang warga mengalami kecelakaan dan harus mendapatkan 17 jahitan akibat terjatuh di jembatan tersebut.
“Ini sangat miris. Jika jembatan ini sampai putus total, masyarakat harus memutar sejauh 2,5 kilometer melalui jalan licin berbatu. Itu jelas sangat berbahaya, terutama untuk anak-anak sekolah,” ujarnya. Kapten Purgiarto menyarankan bahwa demi keselamatan,agar para orang tua mendampingi anak-anaknya untuk pergi ke sekolah saat melintas di jembatan tersebut Warga: “Kami Trauma, Apalagi Saat Musim Hujan” Seorang warga bernama Rudi membenarkan bahwa perbaikan darurat telah dilakukan berkali-kali secara gotong-royong bersama TNI, Polri, dan perangkat desa. Namun karena struktur jembatan tidak permanen, kerusakan terus berulang. “Banyak warga yang trauma, terutama saat musim hujan. Jembatan licin dan rawan membuat orang terpeleset. Kami berharap pihak terkait segera membangun jembatan permanen, supaya anak sekolah aman dan aktivitas masyarakat seperti petani serta pelaku usaha bisa kembali lancar,” ungkap Rudi. Seorang siswi bernama Sani mengungkapkan ketakutannya setiap kali harus melewati jembatan itu. “Saya takut karena sudah banyak teman yang terpeleset. Kalau hujan, lebih bahaya lagi. Selain sebagai akses pendidikan, jembatan ini merupakan jalur vital mobilitas masyarakat setempat.
Jembatan Blengbeng Sungai Cikayang di Cikeusik Kembali Mengkhawatirkan, Miring 20 Derajat dan Membahayakan anak sekolah dan warga
ZOOM
Info Redaksi
Publisher
Nusantara Media
Tim Peliput
-
Editor
-
Sumber
-
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!