Formula 1, Nusantara Media - Kemenangan Lando Norris dari McLaren F1 Team di Grand Prix Abu Dhabi 2025, yang mengamankan gelar juara dunia pertamanya dengan finis ketiga, memicu beragam reaksi dari media internasional. Selisih dua poin dari Max Verstappen dari Red Bull Racing (421 poin) menandai akhir dramatis musim, di mana Oscar Piastri finis kedua untuk McLaren. Analisis lebih dalam mengungkap bagaimana pers Inggris memuji ketahanan Norris, sementara media Belanda, Australia, Amerika, dan Italia menyoroti dinamika tim serta ancaman masa depan dari Verstappen.

The Times dari Inggris menekankan ketegangan internal yang dihadapi Norris sepanjang musim 2025, terutama kesalahan kecil di awal yang merugikan perjuangannya melawan Piastri. Publikasi tersebut mencatat bagaimana Norris "held his nerve" di akhir kampanye, dengan margin dua poin yang "fitting" bagi pembalap yang tak pernah mengklaim sebagai tak terkalahkan. Selain itu, kutipan jujur Norris dari 2024—"I’ve never had a lot of confidence with anything I’ve done. I was never good at anything bar driving"—ditekankan sebagai bukti perjuangan pribadinya. Namun, seperti yang disimpulkan The Times, mengemudi "was all he needed" untuk mewujudkan mimpi F1-nya, sebuah narasi yang memperkuat citra Norris sebagai juara yang autentik.

Di Belanda, De Telegraaf berfokus pada ikatan emosional antara Verstappen dan insinyur balapnya, Gianpiero Lambiase, yang telah berpasangan sejak debut Verstappen di Red Bull pada 2016. Meskipun Verstappen meraih kemenangan di Yas Marina, rasa pahit kekalahan terlihat dari emosi Lambiase di pit wall pasca-balapan. Publikasi itu melaporkan bahwa Lambiase terharu oleh pesan Verstappen setelah bendera kotak-kotak, dengan pernyataan: "Man, that kid has grown so much." Analisis lebih lanjut menunjukkan momen ini sebagai puncak kesuksesan mereka, meskipun absennya gelar kelima membuat Verstappen harus mengevaluasi strategi untuk 2026.

Herald Sun dari Australia menyajikan pandangan kritis melalui opini yang menuduh McLaren bias berat terhadap Norris dalam perebutan gelar. Argumen utama berpusat pada senioritas Norris di tim, dengan CEO Zak Brown disebut "running around like a headless chook all year trying to PR-manage his own disaster." Selain itu, manuver off-track Norris melewati Yuki Tsunoda di Abu Dhabi—di mana Norris dipaksa melebar—dianggap lolos "scot-free," dengan dugaan bahwa kewarganegaraan Britonya memberi keuntungan. Dampaknya, opini ini memicu diskusi tentang keadilan strategi tim, terutama di bawah prinsipal Andrea Stella.

The Athletic dari Amerika Serikat menganalisis sikap tenang Verstappen sepanjang akhir pekan Abu Dhabi, meskipun hanya selisih dua poin dari rekor lima gelar beruntun—hanya Michael Schumacher yang pernah mencapainya. Publikasi itu memuji ketenangan Verstappen sebelum dan sesudah balapan, tetapi memperingatkan bahwa sikap ini "should worry his rivals" menjelang 2026. Dengan defisit 104 poin pasca-istirahat musim panas, comeback-nya menunjukkan peningkatan berkelanjutan dari juara empat kali ini. Lebih lanjut, ini menegaskan potensi Red Bull di era regulasi baru, didukung oleh kru pit Red Bull pit crew.

Corriere Della Sera dari Italia merayakan "double victory" Norris, bukan hanya atas keterampilan mengemudinya, tetapi juga perilaku on-track sepanjang musim. Media itu memuji Norris karena memenangkan gelar "his way," sebuah pendekatan yang ditekankan oleh sang juara sendiri, berbeda jauh dari gaya agresif Verstappen. Ia disebut membuka "inner discipline" untuk meraih kejuaraan, sebuah tema yang kontras dengan kontroversi rival. Analisis ini juga menyiratkan implikasi bagi Scuderia Ferrari, di mana Charles Leclerc finis keempat dan harus belajar dari disiplin Norris untuk menantang McLaren.

Secara keseluruhan, reaksi media global mencerminkan transisi kekuasaan di F1: pujian untuk ketahanan Norris dan McLaren, diimbangi kekhawatiran atas potensi Verstappen. Prospek 2026, dengan regulasi berkelanjutan dan ban baru dari Pirelli, akan menguji apakah momentum McLaren bertahan atau Red Bull bangkit. Nusantara Media akan terus mengikuti evolusi ini.

Untuk pembaruan lebih lanjut, kunjungi Nusantara Media.