Pandeglang, Nusantara Media – Warga Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, akhirnya mengambil inisiatif heroik untuk membangun jembatan yang rusak. Setelah seperempat abad menanti bantuan pemerintah tanpa hasil, mereka memutuskan untuk bertindak sendiri demi menjaga kelancaran akses ke kawasan pertanian yang vital bagi penghidupan mereka.
Jembatan di Kampung Cikadu Induk, RT 04/RW 02, Desa Tanjung Jaya, telah lapuk selama 25 tahun. Kondisi ini menyulitkan petani mengangkut hasil panen ke pasar. “Kami terpaksa membangun jembatan karena pemerintah tidak pernah memperbaikinya. Alasannya hanya karena jembatan sudah tua,” ungkap Amir Mahmud, tokoh masyarakat setempat, pada Minggu (10/8/2025).
Meski perbaikan jembatan seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah desa, warga tidak mau terus menunggu. “Kami berinisiatif sendiri,” tegas Amir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Warga setempat bahu-membahu membangun jembatan dengan dana, tenaga, dan material swadaya. Proyek ini melibatkan satu Rukun Warga (RW), bahkan menarik bantuan sukarela dari warga luar RW dan desa tetangga. “Kami mengumpulkan anggaran swadaya dan berhasil membangun jembatan tanpa bantuan pemerintah,” jelas Amir.
Upaya warga ini murni berasal dari inisiatif masyarakat. Amir menambahkan bahwa ia telah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan ke pihak kecamatan dan kabupaten, namun tidak pernah mendapat respons. “Saya sendiri yang mengajukan, tapi tidak ada hasil,” ujarnya dengan nada kecewa.
H. Umar, tokoh masyarakat lainnya, menyampaikan bahwa jembatan baru ini akan memperlancar akses ke wilayah Cimahpar dan kawasan pertanian di Citeureup. “Alhamdulillah, akses jalan kini lebih baik. Jembatan ini sangat penting bagi kami,” katanya.
Namun, H. Umar juga mengungkapkan kekhawatiran tentang daya tahan jembatan lama terhadap kendaraan besar. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan infrastruktur vital ini. “Kami mohon pemerintah peduli, karena akses ini krusial,” pintanya.
Selain jembatan di Cikadu Induk, beberapa titik lain di wilayah tersebut, seperti akses menuju Padasuka dan Cikedal, juga membutuhkan perbaikan. Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk mendukung aktivitas ekonomi warga, terutama petani.
Semangat Gotong Royong dan Ironi Ketidakhadiran Pemerintah
Kisah warga Tanjung Jaya mencerminkan semangat gotong royong yang kuat di tingkat masyarakat. Namun, ini juga menyoroti ironi: warga harus bergantung pada swadaya untuk membangun infrastruktur dasar yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Meski telah mengajukan permohonan selama puluhan tahun, tanggapan dari pemangku kepentingan nihil.
Pertanyaan besar pun muncul: sampai kapan warga harus mengandalkan swadaya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar yang menjadi kewajiban negara?
Penulis : Redaksi