Seorang anak di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengalami tragedi akibat alergi parah setelah makan ikan laut. Reaksi alergi memicu infeksi bakteri “candidiasis” yang menyebabkan lidahnya keluar dari mulut. Nabhanudin (5), anak kedua dari empat bersaudara pasangan Saprudin dan Masriah, menjalani operasi darurat untuk menangani kondisi ini. Kasus ini menunjukkan pentingnya mendeteksi alergi makanan laut sejak dini, terutama pada anak-anak.
Lia Gunarti, Staf Kesos Kecamatan Menes, menyampaikan perkembangan terbaru kasus ini. Dua minggu lalu, tim medis berhasil melakukan operasi pertama pada Nathanudin. “Kami mengadakan kontrol pertama pada 15 Oktober 2025,” kata Lia saat ditemui di rumah pasien, Jumat, 17 Oktober 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemeriksaan pasca-operasi menunjukkan kondisi Nathanudin stabil, tetapi ia masih perlu perawatan lanjutan. Dokter mengidentifikasi infeksi bakteri “candidiasis” sebagai penyebab utama, yang dipicu oleh alergi ikan laut. “Laporan medis dokter mengonfirmasi infeksi berasal dari reaksi alergi,” ujar Lia.
Pada kontrol pertama, hanya pihak terdekat mendampingi Nathanudin karena keterbatasan keluarga. Dokter menjadwalkan kontrol kedua tiga minggu mendatang untuk memastikan pemulihan sebelum operasi kedua. “Kami akan terus mendampingi keluarga selama proses penyembuhan,” tegas Lia.
Kasus ini menjadi peringatan penting untuk mewaspadai alergi makanan laut. Masyarakat perlu mengenali gejala alergi dan segera konsultasi ke tenaga medis jika muncul reaksi tak wajar setelah makan. Deteksi dini dapat mencegah komplikasi serius seperti infeksi bakteri.
Penulis : Tim