Evaluasi Kinerja 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran: Tingkat Kepuasan Tinggi, Namun Beberapa Menteri Dapat Penilaian…?

- Writer

Sabtu, 8 Februari 2025 - 15:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Nusantara.Media – pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah mencapai 100 hari kerja. Sejumlah lembaga survei merilis hasil evaluasi kinerja kabinet, yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran cukup tinggi.

Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia mencatat angka kepuasan publik sebesar 79,3%, sementara survei Litbang Kompas menunjukkan angka yang sedikit lebih tinggi, yakni 80,9%. Meskipun secara umum apresiasi terhadap pemerintahan Prabowo cukup tinggi, beberapa menteri dinilai memiliki kinerja yang kurang memuaskan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga, berikut adalah empat menteri yang mendapat sorotan dalam 100 hari pertama pemerintahan Kabinet Merah Putih:

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Natalius Pigai (Menteri Hak Asasi Manusia)
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, menjadi salah satu menteri dengan penilaian terburuk berdasarkan survei Celios yang dirilis pada 21 Januari 2025. Pigai mendapatkan nilai -113 poin, yang menunjukkan rendahnya tingkat kepuasan publik terhadap kinerjanya.

Pigai dikritik karena dianggap tidak menunjukkan kinerja yang konkret dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri HAM. Pernyataan yang ia banggakan selama 100 hari pertamanya, bahwa “belum ada pejabat negara yang memenjarakan rakyat”, justru dianggap tidak merepresentasikan kinerja nyata di bidang HAM. Ia juga mendapat sorotan dari Komisi XIII DPR, di mana anggota Fraksi PDIP, Siti Aisyah, menilai Pigai tidak aktif dalam menangani berbagai kasus pelanggaran HAM.

Baca Juga :  Amsakar Achmad Ajak Insan Pers Dukung Kemajuan Batam dan Kepri

2. Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi)
Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi, juga masuk dalam daftar menteri dengan kinerja buruk berdasarkan survei Celios. Ia memperoleh nilai -61 poin, yang menunjukkan rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinannya.

Budi Arie dianggap tidak memiliki terobosan baru dalam pengelolaan koperasi, sehingga dinilai kurang efektif dalam menjalankan tugasnya. Citra Budi Arie semakin memburuk akibat kasus pencurian data dan dugaan kerja sama dengan operator judi online yang melibatkan pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika.

3. Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, juga menjadi sorotan dalam evaluasi kinerja 100 hari kabinet. Ia mendapatkan nilai -41 poin dalam survei Celios.

Salah satu kebijakan yang mendapat kritik tajam adalah penghapusan pengecer LPG 3 kg. Kebijakan ini bertujuan agar subsidi pemerintah lebih tepat sasaran, tetapi justru menimbulkan polemik di masyarakat. Banyak pedagang kecil yang kehilangan sumber penghasilan akibat kebijakan ini, sementara masyarakat harus mengantre lebih lama untuk mendapatkan LPG 3 kg di pangkalan resmi.

Baca Juga :  BPI KPNPA RI Minta Mendagri Klarifikasi Dugaan Gratifikasi

4. Satryo Soemantri Brodjonegoro (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi)
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, mendapatkan penilaian negatif sebesar 78,8% dalam survei Indonesia Social Insight (IDSIGHT). Hanya 6,0% yang menilai positif, sementara 15,2% bersikap netral terhadap kinerjanya.

Salah satu faktor yang menyebabkan citranya memburuk adalah aksi demonstrasi aparatur sipil negara (ASN) di kementeriannya, yang menudingnya sebagai pemimpin yang arogan. Selain itu, para dosen berstatus ASN juga menuntut pencairan tunjangan kinerja yang sudah tertahan selama bertahun-tahun.

Meskipun tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran tergolong tinggi, evaluasi terhadap kinerja individu menteri menjadi catatan penting. Publik dan sejumlah pengamat menilai bahwa reshuffle kabinet bisa menjadi opsi bagi Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Presiden Prabowo mengenai kemungkinan pergantian menteri. Namun, jika kinerja para menteri yang mendapat penilaian buruk ini tidak mengalami perbaikan, bukan tidak mungkin reshuffle akan menjadi langkah strategis yang diambil dalam waktu dekat.

Penulis : Redaksi

Editor : Redaksi

Sumber Berita: Evaluasi Kinerja 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran: Tingkat Kepuasan Tinggi, Namun Beberapa Menteri Dapat Penilaian

Follow WhatsApp Channel nusantara.media untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tabrakan Beruntun di Wanajaya, Pickup Tabrak Dua Motor dan Coba Kabur
Gadis Hilang di Lampung Tengah Ditemukan di Yogyakarta Bersama Pria Beristri
Presiden Prabowo Subianto Resmi Umumkan Reshuffle Kabinet pada 8 September 2025
Kemacetan Parah di Jalur Wisata Banten: Keluar Mulut Harimau, Masuk Mulut Buaya
Saksikan Blood Moon 7–8 September 2025: Gerhana Bulan Total Langka di Indonesia
Penguatan Tusi Petugas, Kalapas Narkotika Bandar Lampung Dorong Implementasi Nilai PRIMA
Misteri Mayat Tanpa Identitas Mengapung di Kalimalang Jakarta Timur
Operasi Pencarian dan Penyelamatan Darurat untuk Remaja Hilang di Cikarang Utara

Berita Terkait

Rabu, 10 September 2025 - 13:35 WIB

Tabrakan Beruntun di Wanajaya, Pickup Tabrak Dua Motor dan Coba Kabur

Senin, 8 September 2025 - 23:28 WIB

Gadis Hilang di Lampung Tengah Ditemukan di Yogyakarta Bersama Pria Beristri

Senin, 8 September 2025 - 22:33 WIB

Presiden Prabowo Subianto Resmi Umumkan Reshuffle Kabinet pada 8 September 2025

Senin, 8 September 2025 - 13:47 WIB

Kemacetan Parah di Jalur Wisata Banten: Keluar Mulut Harimau, Masuk Mulut Buaya

Senin, 8 September 2025 - 11:25 WIB

Saksikan Blood Moon 7–8 September 2025: Gerhana Bulan Total Langka di Indonesia

Berita Terbaru