NTT, Nusantara Media – situasi di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), memanas. Ratusan warga Kampung Welai Barat bergerak menuju Kampung Wetabua, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, dengan membawa senjata tajam seperti parang dan panah. Mereka menggunakan truk dan kendaraan pribadi untuk mencapai lokasi tersebut. Aksi ini, menurut sumber lokal, merupakan respons terhadap surat undangan perang terbuka yang disebarkan pemuda Welai Barat kepada pemuda Wetabua sejak Senin, 15 September 2025. Surat tersebut menetapkan perang akan berlangsung di Lapangan Mini Kalabahi pada hari Rabu.
Elisabeth, seorang warga setempat, menggambarkan suasana di Alor sangat mencekam sejak pagi hingga siang. Pemuda Welai Barat, misalnya, melakukan sweeping di berbagai kantor untuk mencari pemuda Wetabua. Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI berjaga di sejumlah titik strategis dan mendirikan barikade, termasuk di Pasar Tabakar Alor, untuk mencegah bentrokan. Selain itu, sekolah-sekolah di Wetabua dan sekitarnya meliburkan siswa guna menghindari insiden yang tidak diinginkan.
**Upaya Damai dan Penyelesaian Konflik**
Namun, langkah perdamaian telah dilakukan. Pada Selasa, 16 September 2025, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, bersama Wakil Bupati Alor, Rocky Winaryo, menggelar pertemuan di Aula Rumah Jabatan Bupati Alor. Pertemuan ini melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pihak terkait. Akibatnya, mereka menghasilkan deklarasi perdamaian dengan penandatanganan bersama untuk mengakhiri konflik. Perselisihan ini, menurut polisi, berawal dari penganiayaan terhadap seorang pemuda, dan kini aparat sedang menangani akar masalah tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, Wakil Gubernur NTT mengajak masyarakat untuk mendukung Kejuaraan Tinju Piala Gubernur NTT ke-1 Tahun 2025. Ia berharap acara ini berlangsung aman dan sukses, sehingga dapat mempererat persatuan di tengah situasi yang tegang.
Penulis : Redaksi












