Lebak, Nusantara .media– Di sebuah perkampungan yang asri di Lebak, Banten, Kampung burung cayut, RT 12/03. Pondok panjang – Cihara. tersembunyi sebuah potret pilu yang mencerminkan realitas pahit kemiskinan yang masih mengakar di pelosok negeri. Rumah Jamis, seorang ibu tangguh yang berjuang seorang diri menghidupi tiga anaknya, menjadi saksi bisu dari kesulitan hidup yang menderita.
Dari kejauhan, rumah Jamis tampak memprihatinkan. Atapnya yang bolong-bolong menganga seperti mulut yang merintih, dindingnya yang lapuk dimakan usia, dan kayu-kayu penyangga yang rapuh seolah tak mampu lagi menahan beban. Di dalam rumah itulah, Jamis dan ketiga anaknya berlindung dari terik matahari dan derasnya hujan.
Sejak ditinggal pergi suaminya untuk selama-lamanya, Jamis harus memikul tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Dengan tiga orang anak yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang, Jamis berjuang keras mencari nafkah demi sesuap nasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dulu, almarhum suami yang sedang mencari nafkah. Sekarang, saya harus menggantikan posisinya,” ujar Jamis dengan mata berkaca-kaca, menggambarkan beban berat yang kini berada di pundaknya.
Dulu, Jamis pernah merasakan manisnya bantuan sosial dari pemerintah. Namun, entah kenapa, bantuan itu berhenti begitu saja. “Saya tidak tahu kenapa bantuan itu berhenti. Padahal, bantuan itu sangat berarti bagi kami,” ungkapnya dengan nada penuh harap.
Selain bantuan sosial, Jamis juga berharap ada uluran tangan dari dermawan untuk memperbaiki kondisi rumahnya. Ia ingin memberikan tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi anak-anaknya. Ia ingin agar mereka bisa belajar dan bermain dengan tenang, tanpa harus khawatir atap rumah akan menimpa mereka.
Kisah Jamis adalah cerminan dari kenyataan yang dihadapi oleh banyak orang di negeri ini. Di tengah gemerlap kemajuan dan pembangunan, masih banyak keluarga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan, terpinggirkan dari perhatian dan bantuan.
Kisah Jamis adalah panggilan bagi kita semua untuk membuka mata dan hati, untuk peduli dan berbagi, serta untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Penulis : Tim Nusantara.media.
Sumber Berita: pilu yang mencerminkan realitas pahit kemiskinan yang masih mengakar di pelosok negeri