Tanjungpinang, Nusantara.media– Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, mengungkapkan bahwa realisasi investasi di daerah tersebut, baik dari dalam maupun luar negeri, mencapai angka fantastis sebesar Rp 47 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini mencerminkan pencapaian yang sangat menggembirakan, mengingat investasi di Kepri telah melampaui target pemerintah pusat yang ditetapkan sebesar Rp 35 triliun pada tahun lalu, dengan persentase mencapai 134%.
Dalam keterangan persnya di Tanjungpinang, Gubernur Ansar menjelaskan bahwa pencapaian ini jauh melampaui target investasi yang diatur dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov Kepri untuk tahun 2024, yang ditetapkan sebesar Rp 23 triliun.
Gubernur Ansar menambahkan bahwa investasi di Kepri merupakan kombinasi antara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Sektor industri menjadi pendorong utama investasi, terutama di Kota Batam yang dikenal sebagai salah satu pusat kawasan industri di Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu proyek investasi yang menonjol adalah pengolahan alumina di PT Bintan Alumina Indonesia (PT BAI) yang berlokasi di Galang Batang, Kabupaten Bintan. Selain sektor industri, investasi juga mengalir ke sektor pariwisata, listrik, udara, gas, perumahan, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kesehatan.
Gubernur Ansar menekankan bahwa investasi memiliki dampak luas terhadap perekonomian daerah. Hal ini mencakup penciptaan lapangan kerja baru, peluang usaha baru, serta mendorong pertumbuhan industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). “Orang-orang kerja tentu butuh makan hingga pakaian, makanya semua sektor pasti sangat terbantu dengan adanya investasi,” ungkapnya.
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan investasi, Ansar Ahmad juga menyoroti pentingnya optimalisasi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (PBPB) di Kepri, yang meliputi Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang. Ia menyatakan bahwa semangat pemerintah dalam menetapkan kawasan ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan investasi di Kepri.
Namun, Gubernur Ansar mengakui bahwa perkembangan Badan Pengusahaan (BP) di Kepri, kecuali Batam, masih tertinggal. Oleh karena itu, ia mengusulkan penyusunan langkah-langkah strategis untuk mengejar ketertinggalan ini.
Gubernur Ansar juga menekankan pentingnya pendampingan dari aparat penegak hukum dalam berbagai kegiatan BP agar operasional berjalan lebih aman dan terjamin. “Jika diperlukan, kami bisa meminta pendampingan dari Kejaksaan agar semua proses berjalan sesuai aturan dan lebih terjamin,” ujarnya.
Ia berharap bahwa dengan koordinasi dan strategi yang lebih intensif, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Kepri dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat maksimal bagi daerah serta masyarakat.
Gubernur Ansar menambahkan bahwa dari kajian BPKP, BP di Kepri, selain Batam, belum memberikan dampak langsung yang signifikan. Ia terus mendorong agar keberadaan BP dapat berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi daerah. “Saya optimis kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Kepri dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat maksimal bagi daerah serta masyarakat,” tutupnya.
Dengan pencapaian investasi yang mengesankan ini, Kepulauan Riau menunjukkan potensi besar sebagai salah satu daerah yang menarik bagi para investor, baik
Penulis : Awang Sukowati
Editor : Redaksi
Sumber Berita: Realisasi Investasi di Kepulauan Riau Mencapai Rp 47 Triliun di Tahun 2024