Serang Nusantara Media – Ratusan warga, mahasiswa, pemuda, dan tokoh masyarakat menggelar unjuk rasa di Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten. Aksi ini menuntut pelarangan truk Over Dimension Over Load (ODOL) yang mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan kecelakaan mematikan. Massa memblokir Jalan Raya Serang-Cilegon, menghentikan beberapa truk, dan menyerukan solusi segera.
Aksi dimulai pukul 10.00 WIB di depan Perumahan Serang Hijau. Selain warga, unjuk rasa ini melibatkan pemuka agama, tokoh lokal, dan mahasiswa. Camat Kramatwatu, Sri Rahayu Basukiwati, hadir untuk mendengar keluhan masyarakat. Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI, dipimpin Kompol Agus Ahmad Kurnia, memastikan aksi berjalan tertib.
Massa berjalan dari Perumahan Serang Hijau menuju perempatan PCI, perbatasan Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun Kramatwatu untuk berorasi. Akibatnya, Jalan Raya Serang-Cilegon mengalami kemacetan parah.
Masyarakat menuntut penghentian operasional truk ODOL di Jalan Serang-Kramatwatu. Truk-truk ini, sering kali tanpa penutup muatan tambang, membahayakan keselamatan. Akibatnya, kecelakaan mematikan kerap terjadi, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Selain itu, aktivitas sehari-hari warga terganggu akibat kemacetan dan debu dari truk.
Selama aksi, massa memasang spanduk bertuliskan, *”Kabupaten Serang Tidak Bahagia, Kramatwatu Gelap Gulita, Truk ODOL Merajalela.”* Beberapa demonstran melempar botol air ke truk tanpa terpal sebagai bentuk protes. Namun, aksi tetap berlangsung damai dan terkendali.
Pada pukul 13.30 WIB, massa membubarkan diri secara tertib setelah menandatangani Fakta Integritas. Dokumen ini, ditandatangani oleh Camat, polisi, TNI, dan tokoh masyarakat, berisi empat poin utama:
1. Mengalihkan truk ODOL ke Tol Cilegon Timur secepatnya.
2. Membuat peraturan daerah atau pengaturan jam operasional truk di Kramatwatu.
3. Menegakkan sanksi tegas bagi truk yang melanggar aturan.
4. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan.
Sri Rahayu Basukiwati mengakui dampak buruk truk ODOL, termasuk keterlibatannya dalam kecelakaan fatal. Ia memuji aksi damai ini dan berjanji membahas solusi dengan pihak terkait.
Sebelum aksi, Polres Cilegon menggelar apel pengamanan di Hotel Mangku Putra, PCI, Cilegon, pada 16 Oktober 2025. Choirul, perwakilan kepolisian, menekankan pendekatan humanis dalam pengamanan. Ia meminta petugas mencegah penutupan jalan sambil menjaga ketertiban.
Unjuk rasa ini menyoroti urgensi pengaturan truk ODOL di Kramatwatu. Dengan respons kolaboratif dari pemerintah, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat, aksi ini menciptakan momentum positif untuk diskusi solutif. Warga berharap pemerintah segera menerapkan regulasi yang melindungi keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
Penulis : Sandi