Peribahasa “keluar dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya” menggambarkan situasi pengendara di jalur wisata Banten. Kemacetan lalu lintas akibat perbaikan infrastruktur serentak mencuri perhatian publik. Wilayah Pandeglang menuju Labuan serta rute Ciomas ke Anyer dan Carita di Kabupaten Serang terkena dampak parah. Libur akhir pekan memperburuk keadaan karena lonjakan wisatawan memicu keluhan luas, termasuk dari pengunjung luar provinsi.
Perbaikan jembatan di Mengger Kadu Hejo, Pandeglang, memicu kemacetan parah. Penerapan sistem buka-tutup arus kendaraan menciptakan bottleneck, terutama pada Jumat hingga Minggu. “Kemacetan di Mengger sudah kronis saat libur akhir pekan,” kata seorang warga lokal yang enggan menyebut nama. Akibatnya, ribuan wisatawan menuju Serang beralih ke jalur alternatif Ciomas untuk menghindari macet.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jalur Ciomas-Mandalawangi tak luput dari masalah. Perbaikan dan pengecoran jalan di beberapa titik mempersempit lajur. Jalan dua lajur kini hanya satu arah karena sisi lain digunakan untuk pembangunan. Wisatawan dari Anyer, Cinangka, Carita, hingga Tanjung Lesung terjebak lebih lama. Di Kecamatan Ciomas, enam titik perbaikan jalan, dari Kampung Ujung Tebu hingga dekat kampus Untirta di Palima, memperparah situasi.
Pemerintah daerah menuai kritik karena perbaikan serentak dilakukan saat musim liburan. Banyak pihak mempertanyakan apakah pemerintah telah memetakan manajemen konflik sebelum memulai proyek. “Pemerintah pasti tahu potensi kemacetan ini. Proyek ini kan pakai uang pajak rakyat,” ujar seorang wisatawan Jakarta yang terjebak berjam-jam. Keluhan wisatawan luar kota menambah rasa malu warga Banten. Infrastruktur wisata yang seharusnya mendongkrak ekonomi justru menghambat.
Hingga kini, Pemerintah Provinsi Banten belum memberikan pernyataan resmi terkait kemacetan ini. Publik menanti solusi konkret untuk mengatasi masalah yang merugikan wisatawan dan warga lokal.
Penulis : AA.
Editor : Redaksi