LINGGA, NUSANTARA.MEDIA– Sebuah ironi mencoreng wajah pemerintahan Kabupaten Daik Lingga. Acara penting yang diselenggarakan oleh Bupati Lingga, yang diharapkan menjadi momentum konsolidasi dan sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah desa, justru diwarnai dengan ketidakhadiran massal para kepala desa.
Ketua Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (ABDESI) Kabupaten Daik Lingga, Amrin, mengungkapkan fakta yang mencengangkan: dari total 75 kepala desa yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Lingga, hanya 5 orang yang hadir dalam acara tersebut.
“Ini sangat disayangkan. Acara yang seharusnya menjadi ajang silaturahmi dan koordinasi, justru sepi dari kehadiran para pemimpin desa,” ujar Amrin dengan nada kecewa.
Ketidakhadiran ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat Kecamatan Senayang, Lingga, dan mantan Dewan Pemuda Melayu Kepri, Awang Sukowati. Beliau menyuarakan kekecewaannya atas rendahnya tingkat partisipasi kepala desa dalam acara yang dianggap penting bagi kemajuan daerah.
“Sebagai tokoh masyarakat, saya merasa prihatin dengan kondisi ini. Kepala desa seharusnya menjadi garda terdepan dalam mendukung program-program pemerintah daerah. Ketidakhadiran mereka menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen mereka terhadap pembangunan Lingga,” tegas Awang Sukowati.
Belum diketahui secara pasti alasan di balik ketidakhadiran massal para kepala desa ini. Namun, spekulasi mulai bermunculan, mulai dari kesibukan di desa masing-masing hingga adanya faktor lain yang lebih kompleks.
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah Kabupaten Daik Lingga. Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan komitmen para kepala desa perlu segera dilakukan. Selain itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pemerintah daerah dan pemerintah desa agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk kepala desa, sangat penting untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Lingga. Ketidakhadiran mereka dalam acara penting ini menjadi sinyal bahaya yang harus segera diatasi.
Penulis : MIS