Nusantara Media – Dunia balap MotoGP baru saja menyaksikan terobosan teknologi yang bikin jantungan! Brad Binder, pembalap andalan Red Bull KTM Factory Racing, tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap sistem radio helm canggih yang diuji coba selama tes pasca-balapan di Sirkuit Aragon. Pada Selasa, 17 Juni 2025, pukul 05:33 PM WIB, laporan seru SPORTRIK menguak kisah di balik inovasi ini yang membuat Binder tak henti-henti memuji. Apa yang bikin teknologi ini jadi sorotan besar di kalangan pembalap dan penggemar? Yuk, kita jelajahi!
Sistem radio helm ini bukan main-main. Teknologi anyar ini memungkinkan komunikasi langsung antara Binder dan tim di pit lane, menghilangkan ketergantungan pada papan sinyal tradisional yang sering sulit dibaca di tengah kecepatan tinggi.
Dalam wawancara pasca-tes, Binder tak segan memuji, “Ini luar biasa! Saya bisa dengar instruksi tim secara real-time tanpa harus melirik papan. Teknologinya bikin balapan lebih aman dan strategis.” Tes ini digelar setelah MotoGP Spanyol akhir pekan lalu, dan Binder jadi salah satu pembalap pertama yang merasakan manfaatnya. Hasilnya? Waktu lap yang konsisten meski trek Aragon terkenal licin dan menantang!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikenal sebagai pembalap dengan gaya agresif, Binder mengaku sistem ini mengubah cara dia menjalani balapan. “Di tikungan cepat seperti Aragon, suara tim di helm bikin saya lebih yakin buat ambil keputusan. Ini benar-benar game-changer,” ungkapnya dengan penuh semangat. Data resmi MotoGP menunjukkan Binder mampu menjaga ritme stabil, bahkan saat menghadapi kondisi trek yang berubah-ubah akibat panas siang hari. Inovasi ini juga membantu tim KTM mengoptimalkan strategi ban dan pengaturan motor, memberikan keunggulan kompetitif yang jarang terlihat sebelumnya.
Bukan cuma gimmick sesaat, sistem radio helm ini punya potensi besar. Banyak yang memprediksi fitur ini bakal jadi standar wajib di MotoGP 2026, terutama setelah respons positif dari Binder dan tim-tim lain seperti Yamaha dan Ducati yang juga ikut menguji. Penggemar di X pun heboh, dengan banyak komentar seperti, “Ini revolusi buat keselamatan!” dan “Strategi balap bakal lebih cerdas.” Inovasi ini diharapkan mengurangi risiko kesalahan komunikasi yang sering jadi penyebab kecelakaan, sekaligus meningkatkan daya tarik balapan dengan taktik yang lebih dinamis.
Namun, tak semua mulus. Beberapa kritikus khawatir sistem ini bisa mengganggu fokus pembalap jika instruksi terlalu banyak. Binder sendiri mengakui butuh adaptasi lebih lanjut, tapi optimistis.
“Kita perlu poles lagi, tapi ini langkah besar,” katanya. Tes berikutnya di Catalunya bulan depan akan jadi ujian berikutnya. Jika sukses, KTM bisa unggul di paruh kedua musim ini.
Dengan tes sukses di Aragon, Binder dan KTM siap membawa teknologi ini ke seri berikutnya, termasuk MotoGP Belanda. Apakah ini akan jadi kunci keberhasilan Binder mengejar gelar, atau justru memicu persaingan teknologi antar tim? Pantau update terbaru di NUSANTARA MEDIA, termasuk berita WSBK dan F1.
Penulis : Ifan Apriyana
Editor : Redaksi