Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banten mengawasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memastikan makanan yang disediakan oleh dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) aman dikonsumsi siswa sekolah di Provinsi Banten. Pengawasan ini bertujuan mencegah risiko keracunan pangan dan menjamin kualitas makanan.
Beberapa insiden keracunan makanan terjadi pada siswa setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Di SDN 2 Alaswangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, 28 siswa melaporkan gejala keracunan. Selain itu, pada Selasa, 2 September 2025, 27 siswa SMP Negeri 1 Kramatwatu, Kabupaten Serang, juga mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Wakil Kepala SMPN 1 Kramatwatu, Faidul Ulum, mencurigai kualitas salah satu menu, khususnya telur yang beraroma tak sedap. Ia memperingatkan siswa untuk tidak memakan makanan yang diduga basi tersebut.
Kepala BBPOM Serang, Mojaza Sirait, menyatakan timnya melakukan pendampingan untuk mengevaluasi pelaksanaan program MBG. Hasilnya, penyelenggara perlu memperbaiki alur produksi agar lebih rapi dan meningkatkan kompetensi personel. “Kami fokus pada pendampingan, bukan penindakan hukum, untuk mencegah kejadian luar biasa seperti keracunan pangan,” ujar Mojaza.
Penyebab pasti keracunan masih menunggu hasil uji laboratorium yang dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan. Meski dapur MBG telah memenuhi standar Badan Gizi Nasional (BGN), Mojaza menekankan pentingnya disiplin dalam menjalankan standar tersebut melalui edukasi berkelanjutan.
BPOM telah memberikan pelatihan singkat kepada pekerja dapur MBG tentang pengolahan makanan yang aman. Pelatihan ini mencakup cara menghindari tiga jenis cemaran: kimia, fisik, dan biologi. Langkah ini bertujuan mencegah kejadian serupa di masa depan dan memastikan makanan yang disajikan aman serta bergizi.
Penulis : Redaksi