Pandeglang, Nusantara Media – SIGMA sebelumnya meminta audiensi dengan Camat Labuan, Kepala Desa Banyubiru, Direktur BUMDes, dan operator desa. Namun, permohonan tersebut tidak mendapat respons. “Kami kecewa karena Camat Labuan Yayat Hidayat dan Kepala Desa Banyubiru Hidayatunur tidak hadir. Kami menunggu 30 menit, dari pukul 13:00 hingga 13:30 WIB, tapi tidak ada yang datang,” ujar Y. Herdiyana, aktivis SIGMA, pada Jumat (10/10/2025).
Audiensi tersebut bertujuan membahas dugaan maladministrasi dana desa, pengangkatan pengurus BUMDes, aliran dana BUMDes, serta rangkap jabatan operator Desa Banyubiru. SIGMA juga mencurigai adanya kolusi, korupsi, nepotisme (KKN), pembiaran rangkap jabatan, dan penggelapan aset desa.
SIGMA akan menyuarakan beberapa isu dalam aksi unjuk rasa di Kantor Kecamatan Labuan, antara lain:
– Mengusut dugaan KKN dan maladministrasi di Desa Banyubiru.
– Menghentikan rangkap jabatan saudara Rj sebagai perangkat Desa Teluk dan operator Desa Banyubiru.
– Mengusut dugaan penggelapan aset desa berupa satu unit motor CRF.
– Menuntut transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana desa serta BUMDes.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Aksi ini kami lakukan untuk menuntut kejelasan dan tanggung jawab atas dugaan penyimpangan di Desa Banyubiru,” tegas Y. Herdiyana.
Camat Labuan, Yayat Hidayat, menanggapi rencana aksi melalui WhatsApp. “Sebaiknya dialog saja. Namun, jika ingin demo, itu juga demokratis,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Banyubiru, Hidayatunur, menjelaskan isu yang SIGMA angkat. “Motor yang hilang merupakan program 2022 dan sudah kami laporkan. Pengangkatan ketua BUMDes berdasarkan rapat dan pemilihan anggota. Saudara Rj hanya membantu sebagai operator desa sekaligus guru pengajar,” ungkapnya via telepon.
SIGMA menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di Desa Banyubiru. Aksi unjuk rasa pekan depan menjadi langkah lanjutan setelah audiensi gagal. “Kami ingin kejelasan atas dugaan penyimpangan ini,” tutup Y. Herdiyana.
Penulis : Aa Banten