Pandeglang, Nusantara Media –Pusat Riset dan Kajian Masyarakat menilai komentar Bupati Pandeglang terkait persoalan sampah lebih banyak menimbulkan kebisingan di ruang publik ketimbang memperjelas arah penanganan. Dalam kacamata teori komunikasi, pernyataan seperti ini termasuk noise — gangguan yang memecah fokus pesan dan berpotensi membelokkan perhatian masyarakat dari inti masalah.
“Masalah sampah itu butuh strategi, bukan retorika. Dalam teori komunikasi Shannon & Weaver, pesan yang gagal membangun shared meaning akan kehilangan efektivitas. Komentar yang mengundang perdebatan malah membuang energi publik,”Ungkap Ahmad Syafaat Selaku Direktur Pusat Riset dan Kajian Masyarakat kepada awak media, pada Rabu, (13/8/25).
Ia menambahkan, komunikasi pejabat seharusnya menjadi kompas yang memandu aksi, bukan megafon yang hanya memperkeras suara tanpa arah jelas. “Kalau pesannya kabur, masyarakat bingung, tim pelaksana pun kehilangan pegangan. Akibatnya, sampah tetap menggunung sementara yang bersih hanya panggung politiknya,” sindirnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, Bupati perlu mengubah gaya komunikasi menjadi lebih faktual, fokus, dan memobilisasi aksi nyata. “Krisis sampah bukan tempat untuk tampil sebagai ‘pahlawan mikrofon’. Publik tidak menunggu drama heroik, tapi kebijakan dan koordinasi yang menghilangkan tumpukan sampah TPA Bangkonol,” tutupnya.
Penulis : Tayo