Tanjungpinang, Nusantara Media –
Dua tokoh masyarakat Pulau Medang, Kecamatan Katang Bidare, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kondisi kampung halaman mereka. Awang Sukowati, mantan Ketua BPD Pulau Medang, dan Sap, mantan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Pulau Medang, mengecam keras isu korupsi dan skandal pendidikan yang mencoreng nama desa. Dalam wawancara di Kedai Kopi Legendaris, Tanjungpinang, pada Sabtu (20/9/2025), mereka menyerukan tindakan nyata untuk memulihkan citra Pulau Medang.
Awang Sukowati menyoroti kasus korupsi yang melibatkan kepala desa (Kades) Pulau Medang. Meski sempat diberhentikan, Kades tersebut kembali ditunjuk oleh Bupati Lingga, Nizar, memicu kekecewaan warga. “Korupsi ini merusak nama baik Pulau Medang, desa bersejarah sejak era kerajaan dan kolonial,” kata Awang dengan tegas. Ia menegaskan bahwa desa tertua di Katang Bidare ini seharusnya menjadi kebanggaan, bukan sumber malu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Awang mendesak Bupati Lingga dan anggota DPRD dari daerah pemilihan Senayang untuk segera menggelar pemilihan ulang kepala desa. “Kami ingin pemerintahan desa yang bersih dari korupsi. Warga butuh tindakan nyata, bukan janji kosong saat Pilkada,” ujarnya.
Selain korupsi, skandal perselingkuhan yang melibatkan tenaga pendidik di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Pulau Medang turut mencoreng dunia pendidikan. Sap, mantan Ketua LAM, mengecam keras peristiwa ini. “Skandal ini memalukan dan merusak masa depan anak-anak kami,” katanya dengan nada kesal. Ia menuntut agar guru dan kepala sekolah dari luar Pulau Medang yang terlibat atau berpotensi menimbulkan masalah segera diganti.
“Kami ingin lingkungan pendidikan yang bersih. Guru bermasalah harus keluar demi menjaga kualitas pendidikan dasar di Pulau Medang,” tambah Sap. Tokoh masyarakat ini juga meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan Riau untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
Pulau Medang memiliki sejarah panjang sebagai desa tertua di Kecamatan Katang Bidare. Dulunya berada di bawah administrasi Kabupaten Bintan sebelum menjadi bagian dari Kabupaten Lingga pasca-pemekaran. Namun, citra desa yang kaya akan warisan kerajaan dan kolonial ini kini tercemar akibat isu-isu negatif yang viral di media sosial dan elektronik.
“Kami ingin Pulau Medang kembali bersih dari korupsi dan skandal. Pendidikan dasar adalah fondasi masa depan generasi kami, dan kami tidak akan membiarkan oknum merusaknya,” tegas Awang.
Awang dan Sap menyerukan tindakan cepat dari pemangku kebijakan. Mereka meminta Bupati Lingga dan DPRD untuk fokus pada solusi, bukan sekadar pencitraan. Selain pemilihan ulang Kades, mereka juga mendesak penyaringan ketat terhadap tenaga pendidik di Pulau Medang. “Kami ingin memastikan kejadian serupa tidak terulang,” kata Sap.
Meski warga Pulau Medang bertekad kuat untuk memulihkan citra desa, tantangan yang mereka hadapi tidaklah mudah. Isu korupsi dan skandal pendidikan telah menyebar luas, menuntut komitmen serius dari semua pihak untuk mengembalikan kepercayaan publik. Dengan sejarahnya yang kaya, Pulau Medang layak mendapatkan masa depan yang lebih baik, bebas dari korupsi dan skandal.
Penulis : Redaksi