Polsek Labuan tak hanya mengamankan masyarakat, tetapi juga langsung mendukung program strategis nasional: ketahanan pangan. Mereka memimpin inisiatif pertama penanaman jagung hibrida di wilayahnya. Bersama petani dan penyuluh pertanian, Polsek Labuan memulai penanaman perdana seluas 2 hektar pada Jumat (20/6/2016). Inisiatif ini menjadi wujud nyata dukungan terhadap program ASTA CITA Presiden Prabowo
Kapolsek Labuan, Kompol W. Wahyudi, SH.MM., menegaskan komitmen ini. “Polsek Labuan melaksanakan kegiatan mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan, sesuai arahan Bapak Presiden RI. Hari ini kami mulai menanam jagung hibrida di lahan seluas 2 hektar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Wahyudi berharap curah hujan yang mulai datang dapat mendukung pertumbuhan benih. Polsek Labuan akan melaksanakan kegiatan semacam ini secara berkelanjutan untuk memenuhi harapan pimpinan.
Terobosan Baru di Lahan Peminjaman
Keberanian mencoba hal baru membuat inisiatif ini istimewa. “Ini merupakan penanaman jagung pertama di wilayah Labuan. Pemetaan kami menunjukkan, petani di sini sebelumnya enggan menanam jagung karena biaya produksinya sangat mahal. Rata-rata, mereka lebih memilih menanam padi,” jelas Wahyudi. Untuk memulai gerakan ini, Polsek Labuan meminjam lahan dari warga.
Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota Polsek Labuan, Korluh (Koordinator Penyuluh) Pertanian Kecamatan Labuan, Eneng EB Johantika, SP., serta Kelompok Tani Desa Caringin. “Kami, para penyuluh pertanian, mendukung penuh kegiatan yang Kepolisian pelopori ini. Sebelum turun lapangan, kami sudah berkoordinasi dengan Pak Kapolsek,” kata Eneng.
Dinas Pertanian dan ketahanan pangan kabupaten pandeglang memberikan dukungan nyata melalui penyediaan bibit jagung hibrida “Kami membantu mengusulkan bantuan bibit ke Dinas Pertanian. Kami akan mengusahakan pupuk dan sarana lainnya bersama-sama,” tambah Eneng.
Ia optimistis hasil panen akan baik asal budidaya berjalan baik. “Dulu di Probo petani pernah menanam jagung, hasilnya lumayan. Dengan dukungan sarana produksi bagus, hasil panen insya Allah bisa mencapai target.”
Masa tanam jagung hibrida hanya sekitar 3 bulan. Mereka menargetkan panen serentak pada September 2025 mendatang. Lebih dari sekadar menanam, program ini diharapkan menjadi demplot (demonstrasi plot) yang menginspirasi petani lain. “Kami berharap, demplot ini membuat petani yang sebelumnya tidak tertarik menjadi mau mencoba menanam jagung hibrida. Pemasaran jagung hibrida sekarang lebih mudah, banyak yang menampung, tidak seperti dulu yang sering menjadi kendala,” pungkas Eneng, menyiratkan potensi ekonomi yang menjanjikan.
Gerakan Polsek Labuan menjadi contoh konkret sinergi antarinstansi dan masyarakat dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional. Mereka mengubah lahan yang semula hanya petani tanami padi menjadi lebih beragam dengan komoditas strategis seperti jagung hibrida. Keberhasilan panen nanti tidak hanya akan memenuhi target lokal tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan kolaborasi untuk program serupa di masa depan.
Penulis : Redaksi