Lingga, Nusantara Media – Kejaksaan Negeri (Kejari) Lingga hanya berhasil menangani satu kasus korupsi selama periode 2024-2025. Padahal, masyarakat dan LSM setempat telah melaporkan sejumlah dugaan korupsi, namun kejelasan penanganannya masih minim hingga kini.
Beberapa kasus yang mencuat di Kabupaten Lingga meliputi:
– Korupsi Bonsai di Dinas Perkim : Dugaan penyimpangan anggaran pada proyek bonsai di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Lingga.
– Pembangunan Gedung Sekolah : Proyek di Dinas Pendidikan Lingga yang diduga bermasalah.
– Proyek Mangkrak Dinas PUPR : Sejumlah proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Lingga yang terbengkalai.
– Sentra IKM Sagu: Dugaan penyelewengan pada proyek di Dinas Perindustrian Lingga.
Selain itu, kasus kejahatan ekonomi seperti pertambangan pasir laut, pajak galian C oleh PT. GI, serta penguasaan lahan oleh perusahaan perkebunan juga menjadi sorotan. Kasus-kasus ini belum tersentuh hukum, memperparah kondisi Lingga sebagai kabupaten termiskin di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jaksa Agung ST Burhanuddin menyampaikan keprihatinannya atas maraknya korupsi di daerah. Ia menyoroti rendahnya kinerja beberapa Kejaksaan Tinggi (Kajati) dan Kejari dalam menangani laporan korupsi. Burhanuddin menegaskan bahwa pimpinan kejaksaan yang tidak berprestasi, khususnya dalam menangani tindak pidana khusus (Pidsus) seperti korupsi dan kejahatan ekonomi, akan diganti.
“Saya tegas. Pimpinan yang tidak berprestasi harus bergeser. Tidak ada kompromi,” ujar Burhanuddin saat meresmikan Gedung dan Fasilitas Kantor Kejaksaan Tinggi Bali di Denpasar.
Burhanuddin menetapkan standar bahwa setiap Kajari wajib menangani minimal tiga perkara Pidsus. Jika tidak memenuhi target, mereka akan diganti tanpa mempedulikan latar belakang atau koneksi keluarga.
“Saya ingin Kejaksaan tetap terdepan dalam penegakan hukum. Dari 1.300 personel, pasti ada yang terbaik,” tegasnya.
Burhanuddin mengakui bahwa Kejaksaan RI pernah tercoreng akibat kasus korupsi yang melibatkan oknum internal. Namun, ia menegaskan bahwa kerja keras seluruh jajaran selama empat tahun terakhir berhasil memulihkan kepercayaan publik.
“Keberhasilan menjaga kepercayaan masyarakat adalah hasil sinergi kita. Mari terus jaga marwah Adhyaksa,” ajaknya.
Penulis : Awang Sukowati