Jakarta, Nusantara Media – Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto, membuka akses perguruan tinggi bagi siapa saja, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan menegaskan bahwa kampus siap menerima kehadiran mereka dalam berbagai kegiatan akademik.
Ia menyampaikan bahwa TNI bisa terlibat aktif di lingkungan kampus melalui kegiatan akademik dan penelitian. Keterlibatan itu dapat berupa kerja sama dalam proyek riset atau berkontribusi sebagai narasumber dalam proses perkuliahan.
“Sudah banyak berjalan sebenarnya ya beberapa mitra mitra kampus tidak hanya dari TNI juga dari kalangan industri, dari kalangan profesional lainnya itu tentu bisa terlibat dalam proses pengajaran dan juga tidak kalah penting, dalam proses penelitian penelitian,” ujar Brian saat memberikan keterangan kepada media di Gedung DPR, Rabu (24/4/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Brian mendorong kampus untuk membuka diri seluas-luasnya terhadap berbagai pihak, agar peluang kolaborasi dalam riset inovatif semakin berkembang.
Ia percaya keterlibatan banyak elemen, termasuk TNI, bisa mendorong lahirnya produk-produk berteknologi tinggi. Ia menilai produk tersebut lebih unggul dan relevan dengan kebutuhan zaman.
“Misalnya kami dengan Pindad itu kan industri angkatan juga ya, industri senjata. Ya tentu itu kaitannya dengan TNI dan sebagainya itu kami bekerjasama untuk menemukan berbagai hal kaitannya apakah kemandirian industri senjata atau industri ya untuk mendukung pelaksanaan pertahanan di Indonesia. Jadi secara itu tidak ada masalah,” ungkap Brian.
Brian menjelaskan bahwa sejumlah kampus telah aktif menjalin kemitraan dengan berbagai institusi, termasuk TNI. Ia menegaskan bahwa kolaborasi tersebut berlangsung dalam ranah akademik.
“Karena begini, banyak sekali ya kebutuhan-kebutuhan untuk pertahanan kita yang di daerah daerah terluar itu membutuhkan terobosan-terobosan teknologi. Jadi kami melihatnya dalam konteks itu, jadi bahwa kemudian ada hal-hal lain itu diluar konteks kami sebagai kementerian pendidikan tinggi,” tambah Brian.
Brian menilai bahwa kebutuhan pertahanan di daerah-daerah terluar memerlukan berbagai inovasi teknologi. Ia memandang hal tersebut sebagai bagian dari peran kementerian dalam mendukung riset. Sementara hal-hal di luar itu bukan menjadi fokus tugas kementeriannya.
Kehadiran TNI di UI dan Klarifikasi dari Pihak Terkait
Sebelumnya, beredar kabar viral di media sosial ihwal TNI masuk kampus Universitas Indonesia saat ada kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Pihak rektorat UI menyatakan tidak mengundang TNI masuk area kampusnya.
Sejumlah anggota TNI terlihat berada di area Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI, Depok, pada Rabu (16/4) sekitar pukul 23.00 WIB.
Malam itu, mahasiswa sedang menggelar Konsolidasi Nasional Mahasiswa di Pusgiwa UI.
Hadir dalam forum itu adalah perwakilan BEM pelbagai kampus dan organisasi mahasiswa lain dari seluruh Indonesia. Mereka berkumpul untuk membahas isu-isu kebangsaan dari seluruh penjuru Indonesia.
Saat itu, Dandim 0508/Depok datang bersama bintara Pembina Desa (Babinsa) yang berseragam loreng, bersalaman dengan orang-orang berbaju biasa.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Kristomei menyampaikan tulisan klarifikasi dari Imam perihal kedatangannya ke kampus UI pada Rabu (16/4) malam lalu.
“Tidak ada niatan mengintimidasi ataupun intervensi kegiatan kampus, melanggar kebebasan akademik seperti yang dinarasikan, selain memenuhi undangan dari mahasiswa,” tulis Imam.
Imam menceritakan bahwa saat hendak pulang, para mahasiswa mengantarnya sampai ke area parkir. Mereka berjabat tangan, berpamitan dengan hangat, dan saling menyapa dengan penuh keramahan serta rasa persaudaraan.
Penulis : Ikhwan Rahmansyaf
Editor : Redaksi