Banten, Nusantara Media – Kabar menggembirakan datang dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Tim konservasi berhasil mengidentifikasi tiga individu baru Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), spesies langka yang berstatus Kritis Terancam Punah. Temuan ini memberi harapan baru bagi kelestarian satwa ikonik Indonesia, mengingat populasi globalnya saat ini kurang dari 80 individu.
Rekaman Kamera Jebak Tangkap Induk dan Anak
Pada Maret 2025, kamera jebak di wilayah selatan TNUK merekam seekor induk betina bersama anak betina dewasa. Ukuran tubuh anak yang hampir menyamai induknya membuktikan keberhasilan reproduksi alami.
Kehadiran Pejantan Muda Tingkatkan Keragaman Genetik
Sepekan kemudian, tim menemukan rekaman seekor jantan remaja berusia sekitar tiga tahun. Keberadaan pejantan muda ini sangat penting karena membantu menjaga variasi genetik populasi.
Jejak Kaki Ungkap Kelahiran Baru
Tim juga menemukan jejak kaki berukuran 19–20 cm yang diduga milik anak badak berusia 4–6 bulan. Temuan ini menunjukkan bahwa proses kelahiran masih terus berlangsung di kawasan konservasi ini.
Sistem Fully Protected Area Buktikan Keberhasilan
“Kami menerapkan sistem Fully Protected Area yang membatasi ketat aktivitas manusia di TNUK,” jelas Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal KSDAE. Saat ini, 140 kamera jebak berteknologi tinggi terus memantau pergerakan satwa tanpa mengganggu habitat mereka.
Pemerintah Tegaskan Komitmen Perlindungan
Menteri Kehutanan Raja Antoni menegaskan, “Kami berkomitmen penuh melindungi spesies endemik ini.” Badak Jawa mendapat perlindungan hukum melalui Peraturan Menteri LHK No. P.106/2018 dan masuk dalam daftar Appendix I CITES yang melarang segala bentuk perdagangan internasional.
Pemerintah terus menggalang kerjasama dengan lembaga konservasi, organisasi lingkungan, dan masyarakat lokal. TNUK sebagai habitat terakhir Badak Jawa di dunia kini menjadi perhatian global. Dengan upaya bersama ini, harapannya populasi badak Jawa akan terus bertambah di masa depan.
Penulis : Admin