Rupiah Tembus 17.000, Efek Kebijakan Trump di Panggung Global

- Writer

Senin, 7 April 2025 - 13:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta (Bisnis/Himawan L Nugraha)

Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta (Bisnis/Himawan L Nugraha)

Nusantara Media – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali anjlok dan menembus level Rp17.000 per dolar di pasar non-deliverable forward (NDF).

Mengutip data Refinitiv, pada Minggu pagi (6/4/2025) pukul 08.10 WIB, rupiah tercatat melemah hingga menyentuh Rp17.059/US$, menandai posisi terendahnya dalam sejarah.

Jika dibandingkan dengan posisi terakhir sebelum libur Lebaran, yakni Kamis (27/3/2025) saat ditutup di level Rp16.555/US$ (menguat 0,12%), pelaku pasar memperkirakan rupiah berpotensi melemah tajam pada awal pekan mendatang.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pergerakan Rupiah
Pergerakan Rupiah dari 2023 hingga 2025 (Datawrapper)

Pelaku pasar NDF (non-deliverable forward) memperdagangkan mata uang berdasarkan periode dan kurs yang telah mereka sepakati sebelumnya.

Hingga kini, Indonesia belum memiliki pasar NDF. Pelaku pasar memperdagangkan instrumen ini hanya di pusat-pusat keuangan global seperti Singapura, Hong Kong, New York, dan London.

Pergerakan kurs di pasar NDF kerap memengaruhi psikologis pelaku pasar di perdagangan spot. Karena itu, harga di pasar spot sering mengikuti arah pergerakan dari pasar NDF.

Indonesia Terkena Imbas dari Kebijakan Tarif Trump

Rupiah
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Jakarta (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu ketidakpastian global dan memperuncing tensi perang dagang.

Baca Juga :  Riau Tempati Posisi Kedua Nasional dalam Jumlah PHK 2025

Dampaknya mulai terasa ke berbagai penjuru, termasuk Indonesia. Tekanan terhadap rupiah pun diperkirakan akan membesar, mulai dari keluarnya investor asing dari pasar keuangan domestik hingga meningkatnya tekanan eksternal.

Pemerintahan Trump kini menyasar Indonesia sebagai target baru dalam kebijakan tarif dagangnya. AS berencana menerapkan tarif resiprokal hingga 32% terhadap produk asal Indonesia, dengan alasan defisit perdagangan AS yang besar terhadap Indonesia.

Langkah ini berpotensi menurunkan daya saing produk Indonesia di pasar AS. Dengan harga barang Indonesia menjadi lebih mahal karena tarif tersebut, konsumen AS kemungkinan besar akan beralih ke produk dalam negeri.

Jika pemerintah tidak merespons kondisi ini dengan tepat, Indonesia bisa kehilangan sebagian suplai dolar AS dari hasil ekspor. Akibatnya, nilai tukar rupiah akan semakin tertekan.

BI Antisipasi Dampak Global, Jamin Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia
Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Bank Indonesia. (Liputan 6)

Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru, dan Bank Indonesia (BI) langsung memberikan tanggapannya.

Baca Juga :  Prosesi Adat Penyambutan Bupati dan Wabup Lingga

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan tiga poin utama hasil pemantauan bank sentral terkait dampak kebijakan tersebut.

Pertama, Denny menegaskan bahwa BI secara aktif memantau pergerakan pasar keuangan global dan domestik usai pengumuman tarif Trump pada 2 April 2025.

Setelah AS mengumumkan kebijakan tarif dan China merespons dengan retaliasi pada 4 April 2025. Kemudian, BI mencatat pasar global langsung bergejolak secara signifikan.

Indeks saham di berbagai negara mulai melemah, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) jatuh ke titik terendah sejak Oktober 2024.

“BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar,” jelas Ramdan dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).

Penulis : Ikhwan Rahmansyaf

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel nusantara.media untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Viral Video Bullying Siswa SMA di Langkat, Pelaku Keroyok dan Lempar Korban ke Parit
Penemuan Fosil Gajah Purba di Nganjuk Gegerkan Warga, Usia Capai 800.000 Tahun
Surat Terbuka Pensiunan Polri: Kisah Mengharukan dari Banten
Gerakan Pangan Murah Hari Kedua Sukses Peringati HUT Banten ke-25 dan Hari Pangan Sedunia ke-45
BNN RI Berhasil Bongkar Laboratorium Sabu di Apartemen Tangerang
Pembangunan 80.000 Gedung Koperasi Merah Putih Dimulai Serentak di Seluruh Indonesia
Forum Kemitraan Media Cilegon 2025: Bangun Sinergi Pemerintah dan Media
TMMD ke-126 Kodim 0509/Kabupaten Bekasi: TNI dan Masyarakat Bersatu Bangun Desa Nagacipta

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:43 WIB

Viral Video Bullying Siswa SMA di Langkat, Pelaku Keroyok dan Lempar Korban ke Parit

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 00:45 WIB

Penemuan Fosil Gajah Purba di Nganjuk Gegerkan Warga, Usia Capai 800.000 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 - 21:54 WIB

Surat Terbuka Pensiunan Polri: Kisah Mengharukan dari Banten

Minggu, 19 Oktober 2025 - 15:21 WIB

Gerakan Pangan Murah Hari Kedua Sukses Peringati HUT Banten ke-25 dan Hari Pangan Sedunia ke-45

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 16:21 WIB

BNN RI Berhasil Bongkar Laboratorium Sabu di Apartemen Tangerang

Berita Terbaru

Banten

PMII Kota Serang: Lokomotif Perubahan Sosial Berbasis Aswaja

Minggu, 26 Okt 2025 - 20:19 WIB