Rupiah Anjlok ke Level Terendah, Apa Penyebabnya?

- Writer

Kamis, 10 April 2025 - 16:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Uang Rupiah (Envato/Lisensi Nusantara Media)

Uang Rupiah (Envato/Lisensi Nusantara Media)

Jakarta, Nusantara Media – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan dalam beberapa hari terakhir, mencapai level terendah sepanjang sejarah. Pada perdagangan Senin (7/4/2025), rupiah sempat menyentuh Rp17.261 per dolar AS di pasar luar negeri .

Analis mengaitkan pelemahan ini dengan eskalasi perang dagang antara AS dan China, serta penerapan tarif impor oleh AS terhadap beberapa negara, termasuk Indonesia. Presiden AS, Donald Trump, memberlakukan tarif sebesar 32% pada barang impor dari Indonesia, yang memicu kekhawatiran di pasar keuangan .

Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, menyatakan bahwa kekhawatiran pasar terhadap eskalasi perang dagang telah menekan rupiah. “Pelemahan ini merupakan akumulasi dari sentimen risk-off di pasar selama sepekan lebih liburan hari raya Lebaran,” ujarnya .

Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah intervensi agresif di pasar valuta asing untuk menstabilkan rupiah. BI melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Langkah ini diharapkan dapat meredakan volatilitas mata uang domestik dan memberikan sinyal positif kepada pelaku pasar mengenai komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional .

Pelemahan rupiah berpotensi meningkatkan biaya impor, yang dapat memicu inflasi dan menekan daya beli masyarakat. Sektor-sektor yang bergantung pada bahan baku impor, seperti industri manufaktur, diperkirakan akan merasakan dampak signifikan. Namun, di sisi lain, pelemahan rupiah dapat memberikan keuntungan bagi sektor ekspor, karena produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar internasional.

Baca Juga :  Kemendes PDT Jalin Kerja Sama Strategis untuk Perkuat Ketahanan Pangan di Desa

Analis memperkirakan bahwa volatilitas rupiah masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, terutama jika ketegangan perdagangan global tidak mereda. Pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada dan memantau perkembangan kebijakan moneter serta fiskal yang diterapkan oleh pemerintah dan otoritas terkait.

Penulis : Ifan Apriyana

Editor : Admin

Follow WhatsApp Channel nusantara.media untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rekonstruksi Nilai Budaya Kesultanan Banten”
Rangkaian Pra-TMMD Ke-124 Tahun 2025
Proyek Jalan di Pandeglang Diduga Bermasalah
Haul Ke-10 KH. Bunyamin di Bekasi
Oknum Mandor di Bekasi Diduga Lakukan Pemerasan
42 Bangunan Tanpa Izin di Bekasi Dibongkar
Lapas Narkotika Bandar Lampung Gelar Bhakti Sosial
Mahasiswa Sastra Sunda Unpad Gali Budaya Banten Lewat KKL
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 20:11 WIB

Rekonstruksi Nilai Budaya Kesultanan Banten”

Rabu, 16 April 2025 - 19:47 WIB

Rangkaian Pra-TMMD Ke-124 Tahun 2025

Rabu, 16 April 2025 - 19:32 WIB

Proyek Jalan di Pandeglang Diduga Bermasalah

Rabu, 16 April 2025 - 19:08 WIB

Haul Ke-10 KH. Bunyamin di Bekasi

Rabu, 16 April 2025 - 17:59 WIB

Oknum Mandor di Bekasi Diduga Lakukan Pemerasan

Berita Terbaru

Banten

Rekonstruksi Nilai Budaya Kesultanan Banten”

Rabu, 16 Apr 2025 - 20:11 WIB

Kepulauan Riau

Rangkaian Pra-TMMD Ke-124 Tahun 2025

Rabu, 16 Apr 2025 - 19:47 WIB

Banten

Proyek Jalan di Pandeglang Diduga Bermasalah

Rabu, 16 Apr 2025 - 19:32 WIB

Jawa Barat

Haul Ke-10 KH. Bunyamin di Bekasi

Rabu, 16 Apr 2025 - 19:08 WIB

Jawa Barat

Oknum Mandor di Bekasi Diduga Lakukan Pemerasan

Rabu, 16 Apr 2025 - 17:59 WIB