Jakarta, Nusantara Media – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi menyatakan bahwa fenomena cuaca La Niña telah berakhir pada Maret 2025. Meski begitu, kondisi cuaca di Indonesia belum sepenuhnya kembali normal. Sebaliknya, Indonesia kini memasuki masa transisi menuju musim kemarau, yang dapat memicu cuaca panas ekstrem di sejumlah wilayah.
Cuaca Panas Ekstrem Mengintai Setelah La Niña
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa setelah La Niña berakhir, suhu permukaan laut mulai menghangat kembali. Kondisi ini menyebabkan potensi kenaikan suhu udara di berbagai wilayah Indonesia, terutama pada periode April hingga Agustus 2025.
“Kondisi iklim netral setelah La Niña membuka peluang meningkatnya suhu udara. Beberapa wilayah bahkan bisa mencatat suhu lebih dari 35 derajat Celsius,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat, 25 April 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wilayah-Wilayah yang Rentan Cuaca Panas Ekstrem
BMKG mengidentifikasi beberapa daerah yang berpotensi mengalami cuaca panas ekstrem, yaitu:
-
Sumatera Selatan dan Lampung
-
Jawa Barat, Jawa Tengah, serta DI Yogyakarta
-
Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur
-
Sebagian wilayah Sulawesi Selatan dan Papua bagian selatan
Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut perlu membatasi aktivitas luar ruangan pada siang hari. Selain itu, sangat penting untuk menjaga asupan cairan guna mencegah risiko heatstroke.
Kekeringan dan Karhutla Mengancam
Selain berdampak pada kesehatan, cuaca panas ekstrem juga meningkatkan risiko kekeringan dan kebakaran hutan maupun lahan (karhutla). Oleh karena itu, pelaku sektor pertanian dan perikanan perlu menyusun strategi mitigasi sejak dini agar dampaknya bisa diminimalkan.
Tips Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem
Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan, masyarakat dapat menerapkan beberapa langkah berikut:
-
Minumlah air putih minimal dua liter setiap hari
-
Kenakan pakaian berwarna terang dan berbahan ringan
-
Hindari olahraga berat di luar ruangan antara pukul 10.00–16.00
-
Gunakan tabir surya serta pelindung kepala saat berada di luar
-
Waspadai potensi kebakaran, jangan membakar sampah sembarangan
Harapan dan Antisipasi
Pemerintah daerah di wilayah rawan telah diminta bersiaga. Selain itu, BMKG terus memantau perkembangan suhu dan pola angin guna memperkirakan potensi lonjakan panas yang lebih ekstrem. Langkah kolaboratif dari masyarakat, petani, dan pelaku industri sangat dibutuhkan agar dampak negatif dari cuaca panas ini bisa ditekan.
Tetap Ikuti Informasi Resmi
BMKG mengimbau masyarakat agar selalu memantau informasi cuaca resmi melalui aplikasi Info BMKG atau situs www.bmkg.go.id. Di sisi lain, masyarakat juga diminta untuk tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, terutama yang bersumber dari media sosial.
Penulis : Ifan Apriyana
Editor : Admin