Bekasi, Nusantara Media –
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memicu kritik keras dari kalangan pers. Ia menyebut media sosial lebih penting daripada media massa dan menyarankan pemerintah tidak perlu bekerja sama dengan media. Insan Pers Bekasi Raya menilai pernyataan ini berpotensi menyesatkan publik. Selain itu, pernyataan tersebut dianggap mengabaikan peran strategis pers dalam menjaga demokrasi.
Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, S.H., menyayangkan sikap Gubernur yang meremehkan media profesional. “Media menyuarakan kepentingan rakyat. Tanpa media, demokrasi terancam algoritma tanpa etika,” tegasnya. Sementara itu, Ketua SMSI Kabupaten Bekasi, Doni Ardon, menekankan pentingnya kemitraan pemerintah dan media. “Keduanya harus bersinergi untuk informasi yang transparan dan akuntabel,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Insan Pers Bekasi Raya mengeluarkan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Menolak peremehan terhadap media massa karena bertentangan dengan UU Pers 1999.
2. Menuntut klarifikasi resmi Gubernur atas pernyataan yang merendahkan pers.
3. Menegaskan perlunya kemitraan strategis media dan pemerintah untuk pelayanan publik.
4. Mendorong wartawan menjunjung Kode Etik Jurnalistik di era digital.
5. Mengajak masyarakat menjaga eksistensi media lokal sebagai pilar demokrasi.
Dalam dialog pers, spanduk besar menyuarakan peran pers di era digital:
– “Pers bukan buzzer, media bukan musuh pemerintah.”
– “Tanpa verifikasi, asal viral.”
– “Apa jadinya jika media dianggap tidak penting?”
Pernyataan Gubernur dinilai tidak selaras dengan semangat demokrasi. Pers adalah pilar keempat tata kelola negara. Mengutamakan media sosial tanpa verifikasi dapat menyebarkan disinformasi. Oleh karena itu, pemerintah harus memperkuat kemitraan dengan media profesional. Informasi yang faktual dan terverifikasi sangat penting bagi masyarakat.
“Kami tidak akan diam. Kami bersatu untuk menjaga demokrasi,” tegas Insan Pers Bekasi Raya. Mereka berkomitmen mempertahankan profesionalisme dan peran strategis media di tengah disrupsi digital.
Penulis : David
Editor : Redaksi