Bekasi, Nusantara.media – Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat Indonesia untuk pulang ke kampung halaman. Berbagai moda transportasi digunakan untuk kembali bertemu dengan sanak keluarga, mulai dari kendaraan umum hingga sepeda motor. Namun, ada yang berbeda dalam perjalanan mudik tahun ini, di mana dua pemuda asal Jakarta memilih untuk mengayuh sepeda sebagai sarana pulang ke Kebumen, menciptakan kisah inspiratif yang menarik perhatian publik.
Dua pemuda tersebut, yang tidak disebutkan namanya, memulai perjalanan mereka dari Jakarta dengan sepeda pada tanggal 26 Maret 2025. Mereka beristirahat di posko mudik Jurpala Indonesia dan Kosmi yang terletak di Jalan Raya Pantura, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Momen ini menjadi sorotan karena menunjukkan semangat dan dedikasi mereka dalam menjalani perjalanan yang tidak biasa, serta keberanian untuk memilih cara yang lebih menantang dalam mudik.
Salah satu inspirasi bagi mereka adalah Bapak Cimy, seorang warga asal Kebumen yang juga melakukan perjalanan serupa. Bersama rekannya, Bapak Cimy mengayuh sepeda dari Jakarta menuju Kebumen, sementara rekannya melanjutkan perjalanan ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam wawancara, Bapak Cimy mengungkapkan, “Saya sudah terbiasa dan kecintaan terhadap sepeda inilah yang membuat saya kembali memilih mengayuh sepeda dari Jakarta menuju Kebumen.” Pernyataan ini mencerminkan semangat cinta terhadap olahraga dan gaya hidup sehat yang semakin berkembang di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang memilih bersepeda sebagai alternatif untuk mudik. Selain menjaga kesehatan, bersepeda juga menjadi cara untuk menikmati perjalanan dan merasakan keindahan alam sepanjang rute yang dilalui. Masyarakat yang memilih bersepeda tidak hanya mengedepankan efisiensi, tetapi juga mengedepankan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan. Dengan bersepeda, mereka dapat menghindari kemacetan yang sering terjadi pada saat mudik, serta menikmati momen kebersamaan dengan teman dan keluarga.
Pemerintah setempat dan berbagai komunitas sepeda juga memberikan dukungan kepada para pemudik yang memilih bersepeda. Posko-posko mudik yang menyediakan tempat istirahat, makanan, dan minuman menjadi salah satu bentuk perhatian terhadap para pemudik. Selain itu, beberapa komunitas sepeda juga mengadakan kegiatan sosial, seperti penggalangan dana untuk membantu pemudik yang membutuhkan. Hal ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan bersepeda, terutama saat momen mudik.
Perjalanan dua pemuda dan Bapak Cimy ini menjadi contoh nyata bahwa mudik tidak selalu harus dilakukan dengan kendaraan bermotor. Dengan semangat dan kecintaan terhadap sepeda, mereka menunjukkan bahwa perjalanan bisa menjadi pengalaman yang berharga dan penuh makna. Kisah ini menginspirasi lebih banyak orang untuk memilih bersepeda sebagai alternatif dalam perjalanan mudik mereka di masa depan.
Penulis : David