Lebak, Nusantara.Media –
Pembangunan rabat beton di Jalan Cilipung, Legok Galih, Desa Ciapus, Kabupaten Lebak, menuai sorotan masyarakat akibat dugaan ketidaksesuaian standar konstruksi. Proyek jalan alternatif poros desa tersebut dikhawatirkan tidak memenuhi ketahanan struktural yang semestinya, diduga karena lemahnya pengawasan selama proses pengerjaan.
Sejumlah warga melaporkan bahwa material plastik cor (geotextile) yang seharusnya dipasang sebagai lapisan dasar untuk stabilisasi tanah hanya diletakkan di sisi kanan dan kiri jalan, bukan di seluruh area. Hal ini diduga mengurangi fungsi material sebagai penahan beban dan pencegah deformasi tanah. Selain itu, metode penempatan batu yang tidak merata di bawah lapisan beton menjadi sorotan. Batu-batu besar (batu skrop) ditimbun secara tebal di pinggir, sementara bagian tengah jalan hanya diberi adukan semen tipis. Masyarakat khawatir ketidakseimbangan material ini berpotensi menyebabkan jalan cepat retak atau ambles.
“Jika dilihat dari foto dokumentasi, struktur cor beton terlihat tidak proporsional. Bagian tengah jalan sangat rentan karena lapisan sempit dan kurangnya material penahan. Ini seperti sekadar ‘akal-akalan’ untuk menghemat biaya, tapi mengorbankan kualitas,” ujar UJ.warga sekitar
Ketika awak media menanyakan hal ini kepada pekerja di lokasi, salah seorang petugas Linmas setempat membantah adanya kelalaian. “Batu skrop sudah tersedia, lalu diratakan sesuai arahan. Prosesnya benar,” katanya singkat. Namun, masyarakat masih meragukan klaim ini, terutama karena Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa dinilai tidak transparan dalam mengawasi tahapan proyek.
Kecurigaan publik semakin menguat mengingat lokasi pembangunan sempat disebut sebagai area rawan penyimpangan. Sejumlah pihak menduga ada upaya sengaja mengurangi kualitas material untuk menekan anggaran. “Kami takut jalan ini hanya tahan sebentar. Dana yang dikeluarkan jadi sia-sia, dan yang dirugikan warga juga,” ujar UJ masyarakat setempat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah desa atau pihak terkait terkait temuan tersebut. Masyarakat berharap adanya audit independen untuk memverifikasi kualitas konstruksi dan mengungkap potensi malpraktik dalam proyek infrastruktur strategis ini.
Penulis : Edin