Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, Tanggapi Teguran Jusuf Kalla soal Mafia Pangan

- Writer

Selasa, 29 April 2025 - 14:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau langsung kawasan Telaga Sari. (Foto: Humas Kementerian Pertanian RI)

Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau langsung kawasan Telaga Sari. (Foto: Humas Kementerian Pertanian RI)

Nusantara Media – Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, menegur langsung Amran Sulaiman saat menjabat sebagai Menteri Pertanian pada masa pemerintahan Presiden Jokowi periode 2014–2019.

Jusuf Kalla langsung menegur Amran setelah memergoki laporan produksi padi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Namun, menurut JK, masalah itu tidak berkaitan dengan mafia pangan.

Jusuf Kalla menegur Amran dan, bekerja sama dengan BPS, meralat angka produksi untuk menurunkannya ke angka yang sebenarnya. Dia menegaskan bahwa saat itu, ia tidak menerima laporan apa pun terkait mafia pangan. Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, memberi keterangan langsung kepada Tempo pada Senin, 21 April 2025.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kala itu, Amran menyampaikan kepada Jusuf Kalla bahwa produksi padi nasional mencapai 75 juta ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 40 juta ton beras.

Dari angka tersebut, Amran mengklaim bahwa Indonesia mengalami surplus beras lebih dari 10 juta ton.

“Artinya kita surplus lebih 10 juta ton beras, padahal kita masih impor,” jelas JK.

Jusuf Kalla Temukan Kejanggalan, Produksi Beras Dinilai Terlalu Tinggi

Jusuf Kalla
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Reuters/Piroschka van de Wouw)

Merasa ada kejanggalan, Jusuf Kalla melakukan verifikasi dengan melakukan uji perhitungan konsumsi nasional. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi beras rata-rata penduduk Indonesia adalah 100 kilogram per orang per tahun.

Jusuf Kalla menghitung sendiri dan menyimpulkan bahwa produksi nasional seharusnya maksimal hanya 28 juta ton beras—angka yang jelas jauh dari klaim sebelumnya.

Baca Juga :  Krisis Kepemimpinan Hambat Musdesus dan Koperasi Merah Putih di Desa Kerta

Setelah melakukan tes, mereka menyimpulkan bahwa konsumsi rata-rata beras per orang per tahun adalah 100 kilogram.

Mereka menghitung bahwa angka tersebut membatasi produksi beras maksimal hanya pada 28 juta ton, setelah mengurangi jumlah impor.

Jusuf Kalla melihat ketidaksesuaian itu, lalu langsung menegur Amran dan memerintahkannya untuk segera meralat laporan sesuai data yang sebenarnya.

Sementara itu, pihak Tempo telah mencoba menghubungi Amran untuk memberikan klarifikasi, namun belum mendapat balasan.

Amran Klaim Wapres Pernah Menegurnya Karena Menutup Perusahaan Mafia Beras

Sebelumnya, Menteri Pertanian tersebut pernah menyampaikan bahwa ia sempat mendapat teguran dari seorang wakil presiden karena telah menutup perusahaan milik mafia beras. Namun, ia tidak menyebut siapa nama wapres tersebut maupun kapan insiden itu terjadi.

Menteri Pertanian Indonesia tersebut menjelaskan bahwa ia menerima teguran setelah menutup perusahaan yang ternyata dikuasai oleh pihak-pihak berpengaruh di negara ini.

“Saya juga, kami pernah ditegur wakil presiden. Gara-gara ada mafia beras kami tutup perusahaannya ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya,” ungkap Amran saat berbicara di kanal YouTube Universitas Hasanuddin, Jumat, 18 April 2025.

Ia menegaskan tetap bersikap tegas dengan menutup perusahaan tersebut, meski sempat mendapat kemarahan dari pihak tertentu.

“Kami dimarahi, Kami berterima kasih. Kami katakan yang penting kami sudah tutup karena melanggar regulasi di republik ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Ruwat Laut Carita 2025: Harmoni Tradisi, Alam, dan Wisata Bahari di Banten

Teguran Bukan dari Gibran, Amran Klarifikasi Pernyataannya

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, didampingi oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyempatkan diri berdialog langsung dengan para petani dalam agenda kunjungan kerja mereka ke Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Selasa, 24 Desember 2024. (ISTIMEWA)

Belakangan, Amran menyampaikan klarifikasi bahwa teguran yang ia maksud bukan datang dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Amran menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan peristiwa lama, bukan saat Gibran menjabat sebagai wapres. Ia juga mengatakan bahwa teguran itu menjadi pengalaman penting yang membentuk komitmennya dalam memberantas mafia pangan.

“Perlu saya klarifikasi, teguran itu terjadi dulu, bukan dari Wapres saat ini. Dan dulu juga saya anggap sebagai teguran yang sangat positif. Itu justru membuat saya makin hati-hati dan makin berani dalam memberantas mafia pangan,” jelas Amran dalam keterangan tertulis pada Ahad, 20 April 2025.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengangkat Amran sebagai Menteri Pertanian dari 27 Oktober 2014 hingga 20 November 2019.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin kembali mempercayakan Amran menjabat posisi yang sama dari 25 Oktober 2023 hingga 20 Oktober 2024.

Menurut menteri asal Bone tersebut, justru Wapres Gibran mendukung penuh upaya pemberantasan mafia pangan dan praktik korupsi.

Amran menyatakan bahwa ia menyampaikan pernyataannya di Universitas Hasanuddin sebagai refleksi akademik atas pengalamannya menghadapi tekanan dalam memperjuangkan ketahanan pangan nasional.

Di sisi lain, Masduki Baidlowi, juru bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin, menegaskan bahwa di masa jabatan Ma’ruf Amin tidak ada menteri pertanian yang bernama Amran Sulaiman.

Penulis : Ikhwan Rahmansyaf

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel nusantara.media untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

SUBDIT JATANRAS POLDA METRO JAYA RINGKUS 4 OTAK PENCULIKAN DAN PEMBUNUHAN KACAB BRI CEMPAKA PUTIH
Program SPHP Bulog Sukses Jaga Stabilitas Harga Beras di Indonesia
Aset BuMDes Banyu Biru Pandeglang Raib, Laptop Rp70 Juta Belum Diserahkan
Penyambutan Yon TP 842/Badak Sakti di Pandeglang: Simbol Sinergi Pembangunan dan Keamanan
Misteri Penemuan Mayat di Danau Hante, Kalahien, Barito Timur
BPK Kepri Ungkap Tunggakan Pajak Rp 13,98 Miliar oleh Tiga Perusahaan Tambang di Lingga
Ricuh di Terminal Bungurasih Surabaya: Calo Paksa Penumpang, Berujung Aksi “Salam Olahraga”
TMMD Ke-125 Tahun 2025 Resmi Berakhir di Lampung

Berita Terkait

Minggu, 24 Agustus 2025 - 22:12 WIB

SUBDIT JATANRAS POLDA METRO JAYA RINGKUS 4 OTAK PENCULIKAN DAN PEMBUNUHAN KACAB BRI CEMPAKA PUTIH

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:47 WIB

Program SPHP Bulog Sukses Jaga Stabilitas Harga Beras di Indonesia

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 13:10 WIB

Aset BuMDes Banyu Biru Pandeglang Raib, Laptop Rp70 Juta Belum Diserahkan

Jumat, 22 Agustus 2025 - 22:05 WIB

Penyambutan Yon TP 842/Badak Sakti di Pandeglang: Simbol Sinergi Pembangunan dan Keamanan

Jumat, 22 Agustus 2025 - 19:41 WIB

Misteri Penemuan Mayat di Danau Hante, Kalahien, Barito Timur

Berita Terbaru