SKANDAL NPCI Bekasi: Atlet Disabilitas Berprestasi Diusir dari Mess, Dana Hibah Miliaran Diduga Dikorupsi!

- Writer

Jumat, 13 Juni 2025 - 07:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bekasi, Nusantara Media

Puluhan atlet disabilitas berprestasi di Kabupaten Bekasi menghadapi ketidakadilan yang memilukan. Mereka kehilangan hak atas gaji dan tempat tinggal di mess tanpa penjelasan jelas.

Kasus ini memicu kemarahan publik dan menyoroti dugaan penyalahgunaan dana hibah senilai Rp7,5 miliar pada 2025. Berikut adalah fakta-fakta penting seputar skandal ini.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para atlet, yang telah mengharumkan nama Kabupaten Bekasi, kini berjuang menghadapi ketidakpastian. Indah, salah satu atlet, mengungkapkan kekecewaannya. “ Kisah Indah mencerminkan penderitaan banyak atlet di bawah naungan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi.

Selain itu, pengusiran ini bukan sekadar masalah administrasi. Banyak pihak menduga tindakan ini berkaitan erat dengan laporan atlet tentang pengelolaan dana hibah yang bermasalah. Konflik ini semakin memanas, menarik perhatian masyarakat dan pihak berwenang.

Pada 2025, NPCI Kabupaten Bekasi menerima dana hibah sebesar Rp7,5 miliar dari Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mendukung pembinaan dan kesejahteraan atlet disabilitas. Namun, pengelolaan dana ini dinilai tidak transparan.

Baca Juga :  Ratusan Personel Kodim 0509/Kab Bekasi Jalani PSJM Hanmars 2025

Beberapa atlet melaporkan bahwa dana tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk keperluan mereka, sehingga memicu konflik internal.

Sebagai contoh, pada Maret 2025, Sekretaris NPCI Bustomi melaporkan Ketua NPCI ke Kejaksaan Negeri (Kejari) atas dugaan penyelewengan dana hibah 2024. Selain itu, aduan ke polisi dengan nomor LI/71/III/RES.3./2025/SATRESKRIM

menyebutkan potensi pemalsuan dokumen dan pelanggaran UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Laporan ini menjadi pemicu utama ketegangan di internal NPCI.

Inspektorat Daerah Kabupaten Bekasi langsung bertindak. Pada 2 Juni 2025, mereka memanggil tiga pelatih NPCI—Eka Karta Wijaya (tenis meja), Halilullah (renang), dan Hamdani (panahan)—untuk memberikan keterangan terkait pengelolaan dana hibah APBD 2024.

Meski demikian, NPCI Kabupaten Bekasi belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pengusiran atlet atau dugaan korupsi.

Sementara itu, belasan atlet disabilitas mengadu ke DPRD Kabupaten Bekasi. Mereka menuntut pengusutan menyeluruh terhadap pengelolaan dana NPCI. Masyarakat juga mendesak pemerintah daerah dan penegak hukum untuk melindungi hak-hak atlet serta mengungkap skandal ini secara transparan.

Baca Juga :  Pria Diduga Korban Pembunuhan Ditemukan di Cikarang Utara, Identitas Masih Diverifikasi

Para atlet, yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah, kini menjadi korban ketidakadilan. Tanpa gaji layak dan kejelasan status di mess, mereka menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.

Kekecewaan ini memicu gelombang kemarahan publik. Media sosial, terutama platform X, ramai dengan dukungan untuk para atlet. Banyak warganet menyerukan reformasi pengelolaan dana hibah olahraga disabilitas agar kejadian serupa tidak terulang.

Kasus ini menunjukkan perlunya reformasi mendesak dalam pengelolaan dana hibah untuk olahraga disabilitas. Pemerintah daerah harus memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap alokasi anggaran. Selain itu, perlindungan terhadap hak-hak atlet disabilitas harus menjadi prioritas utama.

Publik kini menanti tindakan tegas dari pihak berwenang. Skandal ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki sistem dan mengembalikan martabat para atlet disabilitas Kabupaten Bekasi. Dengan pengusutan yang adil dan transparan, kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan olahraga disabilitas dapat pulih.

Penulis : David

Follow WhatsApp Channel nusantara.media untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pipa PDAM Bocor di Jatiwaringin Bekasi, Semburan Air Sebabkan Kemacetan dan Jalan Licin
Ketua AKPERSI Kepri Desak Gubernur Copot PPTK Diskominfo Terkait Dugaan Ketidakprofesionalan
Polusi Udara di Jantung Pemerintahan Bekasi: Sukamahi 12 Hari Berturut-turut Tidak Sehat, DLH Dikritik Keras
Tinjau Booth Pelayanan Kesehatan Gratis, Kapolri Tegaskan Komitmen Pelayanan Maksimal
Tragedi di Yahukimo: Serka S M Gugur Ditembak TPNPB-OPM di Jembatan Kali Biru
Geger Penemuan Mayat Laki-laki di Empang Belakang Pasar Kranggan Bekasi, Polisi Selidiki Penyebab Kematian
Kecelakaan Maut di Rumpin Picu Kemarahan Warga
Korem 064/Maulana Yusuf Dukung Penuh Translokasi Badak Jawa di Ujung Kulon

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:51 WIB

Pipa PDAM Bocor di Jatiwaringin Bekasi, Semburan Air Sebabkan Kemacetan dan Jalan Licin

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:10 WIB

Ketua AKPERSI Kepri Desak Gubernur Copot PPTK Diskominfo Terkait Dugaan Ketidakprofesionalan

Senin, 16 Juni 2025 - 18:14 WIB

Polusi Udara di Jantung Pemerintahan Bekasi: Sukamahi 12 Hari Berturut-turut Tidak Sehat, DLH Dikritik Keras

Senin, 16 Juni 2025 - 15:49 WIB

Tinjau Booth Pelayanan Kesehatan Gratis, Kapolri Tegaskan Komitmen Pelayanan Maksimal

Senin, 16 Juni 2025 - 14:40 WIB

Tragedi di Yahukimo: Serka S M Gugur Ditembak TPNPB-OPM di Jembatan Kali Biru

Berita Terbaru

Jorge Martin, Aprilia (Foto: Michelin)

MOTOGP

Drama Jorge Martin dan Aprilia Memanas di MotoGP 2025

Selasa, 17 Jun 2025 - 17:59 WIB

Brad Binder (Michelin)

MOTOGP

Brad Binder Terpukau oleh Sistem Radio Helm MotoGP 2025!

Selasa, 17 Jun 2025 - 17:44 WIB

Joan Mir (Foto: Michelin)

MOTOGP

Honda Ungkap Masalah di Balik Upaya Bangkit di MotoGP 2025

Selasa, 17 Jun 2025 - 13:52 WIB