Bandung, Nusantara Media – Ketua Umum Paquron Singandaru Karuhun Banten Indonesia (PSKBI), Rahmad Sukendar, secara tegas menanggapi ancaman Hercules yang berencana mengerahkan massa GRIB Jaya ke Gedung Sate, Bandung. Sebelumnya, aksi ini muncul sebagai reaksi atas kebijakan Dedi Mulyadi membentuk Satgas Antipremanisme. Selain itu, kebijakan evaluasi ormas bermasalah turut memicu kontroversi ini.
Latar Belakang Konflik
Pada awalnya, konflik ini berakar dari keputusan Dedi Mulyadi untuk membersihkan Jawa Barat dari premanisme. Tak lama setelah itu, Hercules sebagai pemimpin GRIB Jaya langsung menyatakan penolakan. Bahkan, ia tak segan mengancam akan mengerahkan massa dalam jumlah besar.
Di sisi lain, Rahmad Sukendar menyikapi ancaman ini dengan sangat serius. “Ini bukan sekadar masalah pribadi, melainkan tentang menjaga martabat bangsa,” tegasnya. Lebih lanjut, ia menambahkan, “Premanisme harus kita basmi sampai ke akar-akarnya!”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dukungan untuk Langkah Pemerintah
Selain bersikap tegas terhadap ancaman Hercules, Rahmad juga menyatakan dukungan penuhnya. “Saya sangat mengapresiasi langkah Pak Dedi,” ujarnya. Selanjutnya, ia menjelaskan, “Negara harus bersikap tegas dan tidak boleh kompromi dengan preman yang bersembunyi di balik ormas.”
Tak hanya itu, Rahmad juga mengingatkan nilai-nilai luhur Pasundan. “Masyarakat Jawa Barat, khususnya tanah Pasundan, selalu menjunjung tinggi kedamaian,” katanya. Oleh karena itu, segala bentuk kekerasan dan intimidasi harus ditolak.
Peringatan Keras untuk Hercules
Dengan tegas, Rahmad memberikan peringatan kepada Hercules. “Jika Anda ingin berurusan, hadapi saya langsung!” tantangnya. Selain itu, ia juga meminta aparat keamanan waspada. “Kami meminta polisi bersiap mengantisipasi segala kemungkinan,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, Rahmad menegaskan kesiapannya melawan premanisme. “Demi bangsa ini, saya siap melawan sampai titik darah penghabisan,” deklarasinya berapi-api.
Ajakan untuk Bersatu
Di samping perlawanan, Rahmad juga menggalang persatuan. “Kita harus bersatu padu, karena premanisme adalah musuh bersama,” serunya. Lebih jauh, ia berharap insiden ini menjadi pelajaran. “Mari jadikan Jawa Barat contoh daerah bebas premanisme,” harapnya.
Sementara itu, dukungan masyarakat terus mengalir. “Kami sepenuhnya mendukung langkah tegas ini,” ujar seorang warga Bandung.
Penulis : Admin