Integritas Pendidikan Indonesia Capai Angka 69,50, Praktik Gratifikasi dan Menyontek Masih Tinggi di Sekolah

- Writer

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Skor Survei Penilaian Integritas Pendidikan (SPI) 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil di tahun 2023. (Ari Saputra/detikcom)

Skor Survei Penilaian Integritas Pendidikan (SPI) 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil di tahun 2023. (Ari Saputra/detikcom)

Jakarta, Nusantara Media – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja merilis capaian terbaru dari Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024, dengan skor nasional sebesar 69,50.

Angka ini menunjukkan bahwa secara umum integritas dalam dunia pendidikan Indonesia masih berada dalam tahap perbaikan.

Meski berbagai pihak telah mulai membenahi nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi, mereka masih belum melaksanakan dan mengawasinya secara menyeluruh, berkesinambungan, dan optimal.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, skor integritas pendidikan Indonesia mencapai angka 73,70.

Integritas Pendidikan Menurun, Praktik Pelanggaran Masih Marak

Integritas Pendidikan
Secara umum, Indeks Integritas Pendidikan Indonesia pada 2024 tercatat sebesar 69,50, yang menempatkannya pada kategori Korektif. (kpk.go.id)

Namun, saat itu banyak pihak masih melakukan berbagai pelanggaran, seperti ketidakjujuran akademik, pemberian gratifikasi kepada pendidik, dan penyimpangan dana BOS.

Wawan Wardiana, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, menjelaskan bahwa perluasan cakupan responden dan wilayah survei telah menurunkan nilai indeks tahun ini.

“Sehingga secara statistik, makin banyak responden, makin beragam. Masukannya lebih banyak lagi,” kata dia di Gedung Pusat Antikorupsi KPK, Jakarta Selatan, pada Kamis, 24 April 2025.

Survei 2024 mencatat bahwa praktik menyontek masih sangat umum terjadi. Di perguruan tinggi, 98 persen responden mengakui adanya praktik tersebut.

Sementara di sekolah, tercatat sekitar 78 persen institusi pendidikan masih menghadapi kasus serupa. Selain itu, 43 persen pelajar dan 58 persen mahasiswa mengaku pernah menyontek.

Baca Juga :  Gempa Magnitudo 5.0 Guncang Banten: Warga Dihimbau Tetap Waspada

Untuk kasus plagiarisme, data menunjukkan praktik ini terjadi di 43 persen universitas dan 6 persen sekolah.

Ketidakdisiplinan dan Gratifikasi Merusak Citra Pendidik

Hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 menunjukkan bahwa praktik gratifikasi masih menjadi masalah signifikan dalam dunia pendidikan Indonesia, bahkan terus mengganggu proses belajar mengajar di ruang kelas. (kpk.go.id)

Di sisi lain, ketidakdisiplinan juga menjadi perhatian.

Sebanyak 45 persen pelajar dan 84 persen mahasiswa menyatakan pernah datang terlambat ke sekolah atau kampus.

Para tenaga pendidik juga menunjukkan ketidaktertiban; menurut persepsi siswa, 69 persen guru sering datang terlambat.

Sedangkan dari sisi mahasiswa, 96 persen menyatakan dosen mereka juga kerap absen.

“Bahkan di 96 persen dan 64 persen sekolah ditemukan masih ada dosen atau guru yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas,” kata dia.

Terkait gratifikasi, wali murid di 22 persen sekolah masih memberikan bingkisan kepada guru sebagai upaya untuk menaikkan nilai siswa.

“Bahkan, menurut orang tua di 22 persen sekolah, masih ada guru yang menerima bingkisan agar nilai siswa menjadi bagus atau agar siswa bisa lulus,” kata Wawan.

Temuan lain menyebutkan bahwa 30 persen pendidik dan 18 persen kepala sekolah atau rektor masih menganggap pemberian hadiah dari siswa atau orang tua sebagai sesuatu yang wajar.

Baca Juga :  Amsakar Achmad Resmi Menjabat Kepala BP Batam, Muhammad Rudi Siap Purna Tugas

Di 60 persen sekolah, pemberian bingkisan saat hari raya atau kenaikan kelas masih menjadi praktik umum di kalangan orang tua.

Pengadaan dan Dana BOS Sarat Masalah

Pendidikan
Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). (Detik)

Pengadaan barang dan jasa juga sarat masalah. Pengelola di 68 persen perguruan tinggi memilih vendor karena hubungan personal, dan pihak sekolah di 43 persen sekolah juga melakukan praktik serupa.

Wawan menambahkan, vendor memberi komisi kepada pihak internal di 26 persen sekolah dan 68 persen kampus.

Masalah transparansi juga mencuat, dengan 75 persen sekolah dan 87 persen perguruan tinggi tercatat menjalankan proses pembelian barang secara tidak terbuka.

Sebanyak 12 persen sekolah menggunakan dana BOS tidak sesuai dengan ketentuan. Sementara itu, 17 persen lainnya terindikasi melakukan pungutan liar atau pemotongan dana BOS.

Praktik nepotisme dalam pengadaan barang dan jasa ditemukan di 40 persen sekolah. Penggelembungan anggaran tercatat di 47 persen sekolah, dan pelanggaran lain masih berlangsung di 42 persen institusi pendidikan.

Pungutan liar pada proses penerimaan peserta didik baru ditemukan di 28 persen sekolah. Pungutan serupa juga terjadi dalam pengurusan sertifikasi atau dokumen lainnya di 23 persen sekolah dan 60 persen perguruan tinggi.

Penulis : Ikhwan Rahmansyaf

Follow WhatsApp Channel nusantara.media untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Seba Baduy 2025: Dari Hutan ke Kota, Membawa Amanah Leluhur
BMKG: Gempa 4,8 SR Guncang Padang Panjang dan sekitarnya
Kader PKS Pandeglang Desak Transparansi dan Sanksi untuk RR atas Dugaan Asusila
Guru dan Siswa Kenakan Pakaian Adat Multietnis
SD Cikeusik 4 Rayakan Hardiknas dengan Kegiatan Inspiratif
SD Negeri Sumberjaya 1, Upacara Hari Pendidikan Nasional,
Bank Dunia: 60,3% Penduduk Indonesia Tergolong Miskin
Jam Mengajar Guru Dipangkas Jadi 16 Jam per Minggu, Sisanya untuk Bimbingan dan Kegiatan Lain
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 3 Mei 2025 - 14:46 WIB

Seba Baduy 2025: Dari Hutan ke Kota, Membawa Amanah Leluhur

Sabtu, 3 Mei 2025 - 02:51 WIB

BMKG: Gempa 4,8 SR Guncang Padang Panjang dan sekitarnya

Jumat, 2 Mei 2025 - 21:53 WIB

Kader PKS Pandeglang Desak Transparansi dan Sanksi untuk RR atas Dugaan Asusila

Jumat, 2 Mei 2025 - 20:21 WIB

Guru dan Siswa Kenakan Pakaian Adat Multietnis

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:56 WIB

SD Cikeusik 4 Rayakan Hardiknas dengan Kegiatan Inspiratif

Berita Terbaru

Jawa Barat

Tokoh Muda Bekasi dan Jawa Barat Kompak Dukung Ketum PSKBI

Sabtu, 3 Mei 2025 - 19:05 WIB

Banten

Dugaan Kelalaian Penanganan Pasien Bersalin di Pandeglang

Sabtu, 3 Mei 2025 - 18:44 WIB

Pembangunan jalan infrastruktur desa sukamaju (Yona Nusantara Media)

Banten

Infrastruktur Desa Sukamaju Mengalami Kemajuan

Sabtu, 3 Mei 2025 - 12:06 WIB

Gambar Pusat gempa berada di darat 2 km Timur Laut Padang Panjang (SS : Info BMKG)

Nasional

BMKG: Gempa 4,8 SR Guncang Padang Panjang dan sekitarnya

Sabtu, 3 Mei 2025 - 02:51 WIB