Pandeglang, Nusantara Media – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) yang digagas pemerintah sejak 2008 menjadi harapan bagi warga Desa Surakarta, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten,
untuk mendapatkan akses air bersih dan sanitasi layak. Namun, setelah lima tahun beroperasi, program ini kini menghadapi kendala teknis akibat mesin rusak dan sumur yang terurug, membuat puluhan keluarga kembali kesulitan mendapatkan air bersih.
Sejak diterima pada 2019, PAMSIMAS di Desa Surakarta telah menjangkau 105 warga di Kampung Kubang, RT 04/RW 02. Dengan biaya Rp2.000 per meter kubik, warga menikmati aliran air untuk kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dana dari iuran tersebut dikelola Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa untuk operasional, perawatan, dan pengembangan infrastruktur. Sayangnya, masalah muncul ketika mesin pompa air mengalami kerusakan, dan upaya perbaikan terhambat karena sumur sumber air tertimbun material urug. “Sempat dibeli mesin baru, tetapi karena sumur urug, mesin tidak bisa beroperasi lagi. Kami sedang mencari solusi terbaik,” ujar Epi, anggota TPK Desa Surakarta, saat dikonfirmasi di lokasi, Senin (28/4/2025).
Sekretaris Desa Surakarta, Alek, menegaskan bahwa kebutuhan warga akan air bersih mendesak untuk diprioritaskan. “Rencana ke depan, kami akan berupaya memfungsikan kembali PAMSIMAS. Kolaborasi dengan berbagai pihak sedang dibangun agar masalah ini cepat terselesaikan,” tuturnya.
Keresahan juga disuarakan warga. “Semoga segera diperbaiki, ya, Pak. Kami sangat bergantung pada sarana ini,” kata salah satu warga Kampung Kubang yang enggan disebutkan namanya.
Penjabat Desa Surakarta, Nurhasanah, mengakui bahwa kondisi ini menjadi evaluasi penting bagi pemerintah desa.
“Ini pembelajaran agar ke depan lebih baik. Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk masyarakat, agar PAMSIMAS bisa kembali berjalan dan memberikan manfaat maksimal,” tegasnya.
PAMSIMAS sendiri merupakan program nasional yang telah berjalan dalam dua tahap: tahap I (2008-2012) dan tahap II (2013-2015). Program ini berhasil meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin di perdesaan dan pinggiran kota, sekaligus mendorong perubahan perilaku hidup bersih. Di Kabupaten Pandeglang, Desa Surakarta menjadi salah satu contoh penerapan program ini, meski kini masih perlu pembenahan infrastruktur.
Penulis : Yona