Banten, Nusantara Media – Mahasiswa Program Studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di wilayah Labuan, Pandeglang, Banten. Rabu, 16 April 2025.
Kegiatan ini bertujuan memindahkan proses pembelajaran dari ruang kelas ke masyarakat langsung untuk menggali kekayaan bahasa dan budaya lokal yang sangat beragam.
Kuliah Kerja Lapangan ini fokus pada pendalaman bahasa Sunda dan budaya Banten melalui pengamatan langsung terhadap bahasa dan sastra tradisional yang masih hidup di masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga mencatat kesenian dan berbagai kegiatan kebudayaan setempat sebagai upaya pelestarian menghadapi modernisasi.

Kegiatan ini melibatkan sekitar 200 mahasiswa dari tiga angkatan berbeda (semester 2, 4, 6), dibagi menjadi 18 kelompok kecil. Setiap kelompok didampingi oleh dosen pembimbing lapangan dari Program Studi Sastra Sunda Unpad.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dr. Teddi Muhtadin M.Hum., selaku koordinator program menyatakan bahwa para mahasiswa berasal tidak hanya dari Fakultas Ilmu Budaya Unpad, tetapi juga ada kolaborasi dari perguruan tinggi lain, yaitu 2 mahasiswa dari Prodi Sastra Minang, Universitas Andalas Padang dan seorang mahasiswa dari Tiongkok.
Lokasi KKL berada di Labuan, sebuah daerah unik di Banten yang memiliki kekayaan budaya berbeda dibandingkan daerah lain seperti Bandung atau Baduy yang pernah menjadi lokasi penelitian sebelumnya.
Kegiatan berlangsung selama 3 hari (16, 17, 18 April 2025) Rabu s.d. Jumat untuk menggali informasi lebih luas tentang kebudayaan lokal.
Tujuan utama KKL adalah mendorong mahasiswa belajar secara langsung dari masyarakat agar dapat memahami bagaimana bahasa Sunda digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta mendokumentasikan dialog-dialog khas masyarakat Labuan—apakah mereka masih menggunakan bahasa Sunda atau sudah tercampur dengan bahasa lain. Hal ini penting sebagai bahan arsip digital kebudayaan agar tidak hilang tergerus zaman modern.
Mahasiswa dibagi per kelompok kecil ditempatkan di 18 desa sehingga bisa melakukan observasi mendalam sekaligus membangun hubungan baik dengan warga setempat. Data hasil pengamatan akan disimpan di Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad untuk dijadikan sumber belajar bagi generasi berikutnya maupun penelitian lanjutan.
Dr. Teddi menambahkan bahwa selain fokus pada aspek bahasa dan sastra Sunda, pihaknya juga membuka peluang riset terkait destinasi wisata budaya guna memperkaya wawasan mahasiswa tentang keberagaman kultural Indonesia secara nasional.
Banten, Nusantara Media – Mahasiswa Program Studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di wilayah Labuan, Pandeglang, Banten. Kegiatan ini bertujuan memindahkan proses pembelajaran dari ruang kelas ke masyarakat langsung untuk menggali kekayaan bahasa dan budaya lokal yang sangat beragam.
Kuliah Kerja Lapangan ini fokus pada pendalaman bahasa Sunda dan budaya Banten melalui pengamatan langsung terhadap bahasa dan sastra tradisional yang masih hidup di masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga mencatat kesenian dan berbagai kegiatan kebudayaan setempat sebagai upaya pelestarian menghadapi modernisasi.
Kegiatan ini melibatkan sekitar 200 mahasiswa dari tiga angkatan berbeda (semester 2, 4, 6), dibagi menjadi 18 kelompok kecil. Setiap kelompok didampingi oleh dosen pembimbing lapangan dari Program Studi Sastra Sunda Unpad. Dr. Teddi Muhtadin M.Hum., selaku koordinator program menyatakan bahwa para mahasiswa berasal tidak hanya dari Fakultas Ilmu Budaya Unpad, tetapi juga ada kolaborasi dari perguruan tinggi lain, yaitu 2 mahasiswa dari Prodi Sastra Minang, Universitas Andalas Padang dan seorang mahasiswa dari Tiongkok.
Lokasi KKL berada di Labuan, sebuah daerah unik di Banten yang memiliki kekayaan budaya berbeda dibandingkan daerah lain seperti Bandung atau Baduy yang pernah menjadi lokasi penelitian sebelumnya.
Kegiatan berlangsung selama 3 hari (16, 17, 18 April 2025) Rabu s.d. Jumat untuk menggali informasi lebih luas tentang kebudayaan lokal.
Tujuan utama KKL adalah mendorong mahasiswa belajar secara langsung dari masyarakat agar dapat memahami bagaimana bahasa Sunda digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta mendokumentasikan dialog-dialog khas masyarakat Labuan—apakah mereka masih menggunakan bahasa Sunda atau sudah tercampur dengan bahasa lain. Hal ini penting sebagai bahan arsip digital kebudayaan agar tidak hilang tergerus zaman modern.
Mahasiswa dibagi per kelompok kecil ditempatkan di 9 desa sehingga bisa melakukan observasi mendalam sekaligus membangun hubungan baik dengan warga setempat. Data hasil pengamatan akan disimpan di Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad untuk dijadikan sumber belajar bagi generasi berikutnya maupun penelitian lanjutan.
Dr. Teddi menambahkan bahwa selain fokus pada aspek bahasa dan sastra Sunda, pihaknya juga membuka peluang riset terkait destinasi wisata budaya guna memperkaya wawasan mahasiswa tentang keberagaman kultural Indonesia secara nasional.
Penulis : Tim Nusantara.media