Pandeglang, Nusantara Media – Puluhan mahasiswa dan pemuda dari DPD KNPI Pandeglang, Generasi Muda Mathla’ul Anwar (GEMA-MA), dan Himpunan Mahasiswa Mathla’ul Anwar (HIMMA) menggelar demonstrasi di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pandeglang pada Senin, 20 Oktober 2024. Aksi ini mengecam Kemenag Pandeglang karena dianggap lalai dan tidak menghormati sejarah Mathla’ul Anwar, organisasi Islam tertua di Banten, dalam acara Kick Off Hari Santri Nasional (HSN) 2025.
Saepudin, Ketua DPD KNPI Pandeglang, menegaskan bahwa tidak melibatkan Mathla’ul Anwar dalam acara HSN menunjukkan diskriminasi. Ia menyebut organisasi ini sebagai benteng moral dan pendidikan umat di Pandeglang. “Kemenag mengabaikan Mathla’ul Anwar, ini bukan sekadar kelalaian, tetapi penghinaan terhadap sejarah keislaman Banten,” ujar Saepudin.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aksi ini juga menyoroti dugaan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Kemenag Pandeglang. Koordinator lapangan, Entis Sumantri, mengungkapkan adanya indikasi jual beli jabatan, kuota haji, dan setoran tambahan untuk mempercepat keberangkatan jamaah haji. “Kami punya data dari masyarakat yang menunjukkan dugaan kuota haji dijual dan ada gratifikasi untuk keberangkatan jamaah,” kata Entis.
Entis juga mengkritik proses rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang tidak transparan. Ia menyebut adanya setoran Rp30 juta hingga Rp50 juta untuk lolos seleksi, serta pungutan Rp2 juta sampai Rp5 juta pasca-pelantikan. “Ini bentuk penyalahgunaan wewenang yang mencederai kepercayaan publik,” tegasnya.
KNPI Pandeglang mendesak Kepala Kemenag Pandeglang mundur karena gagal menjaga integritas lembaga. Entis menegaskan bahwa Kemenag harus bersih dari praktik kotor. “Jika tuntutan ini diabaikan, kami akan melanjutkan aksi ke Kemenag RI, KPK, Kejati Banten, hingga Kejagung RI,” ujarnya.
Entis menegaskan peran KNPI Pandeglang sebagai agen perubahan dan pengawas sosial. “Kami ingin Pandeglang bebas dari praktik KKN. Pemuda tidak boleh diam saat kebenaran diinjak. Kami memilih melawan ketidakadilan,” tutupnya.
Penulis : Tayo / Tim