Aksi Protes Nelayan atas Tragedi di Perairan Pasauran
Ratusan nelayan di Kabupaten Pandeglang, Banten, menggelar aksi demonstrasi besar-besaran bertajuk “Demo Geger”. Aksi ini merupakan respons atas keresahan komunitas nelayan terhadap operasional PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Labuan. Mereka menuntut tanggung jawab dari PLTU dan pemerintah daerah atas kematian seorang nelayan. Insiden tragis itu terjadi akibat tabrakan kapal tongkang pengangkut batubara dengan kapal nelayan di perairan Pasauran, Kabupaten Serang, pekan lalu.
Tabrakan kapal tongkang di perairan Pasauran menyebabkan seorang nelayan tewas. Insiden ini meninggalkan trauma mendalam bagi komunitas nelayan setempat. Aktivitas tongkang batubara juga mengancam laut, sumber penghidupan utama nelayan. Tumpahan batubara kerap mencemari perairan dan merusak ekosistem pantai. Nelayan khawatir pencemaran ini akan terus mengganggu mata pencaharian mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasca-demonstrasi, pihak PLTU Labuan mengadakan audiensi dengan perwakilan nelayan. Aziz, Kepala Administrasi dan Humas PLTU 2 Labuan, menegaskan komitmen perusahaan mendukung penyidikan. “Kami akan mendukung proses hukum dan memberikan bantuan moral kepada keluarga korban,” ujarnya. PLTU juga berencana mengunjungi rumah duka untuk bertakziah dan menawarkan bantuan.
Dede Widarso, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pandeglang, menyambut baik hasil audiensi. Audiensi ini melibatkan Kasat Intel Polres Pandeglang dan Lukman Hakim dari Komisi II Provinsi Banten. “PLTU berjanji mengunjungi keluarga korban dan memberikan bantuan, mungkin berupa uang duka,” kata Dede. Ia mengapresiasi respons cepat pihak berwenang dan mengimbau nelayan mengikuti arahan HNSI serta tokoh masyarakat.
Kasus ini menyoroti perlunya perbaikan keselamatan maritim. Polres Pandeglang berjanji melanjutkan penyidikan, termasuk mengidentifikasi kapal tongkang penabrak. Langkah ini bertujuan memastikan keamanan perairan Pandeglang.
Komunitas nelayan berharap kasus ini mendorong pemerintah menerapkan regulasi ketat terhadap lalu lintas tongkang batubara. Mereka ingin laut sebagai sumber penghidupan utama terlindungi dari pencemaran dan kecelakaan. Dengan regulasi yang lebih baik, nelayan Pandeglang berharap dapat menjalani profesi mereka dengan aman dan berkelanjutan.
Penulis : Redaksi