Kementerian Kehutanan Indonesia memperkuat komitmen pelestarian Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) melalui program translokasi dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Program ini menjadi strategi utama untuk mencegah kepunahan spesies yang hanya tersisa di satu habitat.
Studi ilmiah menunjukkan Badak Jawa menghadapi risiko tinggi akibat keterbatasan daya dukung habitat, keragaman genetik yang rendah, dan tingkat inbreeding sebesar 58,5 persen. Analisis Kelayakan Populasi (PVA) memprediksi spesies ini bisa punah dalam 50 tahun tanpa tindakan nyata.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah melaksanakan translokasi untuk membentuk populasi kedua, meningkatkan keragaman genetik, dan memastikan kelangsungan spesies melalui teknologi modern seperti Assisted Reproductive Technology (ART) dan biobanking. Program ini melibatkan kolaborasi dengan lembaga konservasi nasional dan internasional.
Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq menegaskan, “Kami tidak hanya memindahkan badak, tetapi menyelamatkan masa depan spesies yang hampir punah. Kerja sama pemerintah, akademisi, lembaga konservasi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan.” Indonesia menargetkan pembentukan populasi kedua Badak Jawa pada 2029 sebagai wujud komitmen menjaga satwa ikonik dunia.
Penulis : Redaksi
Sumber Berita: Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan, Krisdianto