Pandeglang, Nusantara Media –
Sindy Suciawaty, wanita kelahiran 1996 dari Kampung Carang Datang, Desa Banyumas, Kecamatan Bojong, Pandeglang, menceritakan kisah anaknya dengan lesu. Anak perempuannya, Ririn, yang kini berusia 10 tahun, menderita kelumpuhan otak dan gizi buruk sejak balita. “Awalnya, Ririn lahir normal hingga usia 4 bulan. Namun, setelah demam tinggi, kondisinya memburuk seperti sekarang,” ujar Sindy, Jumat (26/7/2025).
Sindy berjuang menghidupi Ririn seorang diri setelah berpisah dengan suami. Ia tinggal sementara di rumah kosong milik kakaknya. “Jangankan berobat, makan sehari-hari saja sulit,” katanya. Selama hampir 10 tahun, Sindy tidak menerima bantuan pengobatan dari pemerintah. Ia hanya mendapat BLT DD selama setahun, namun bantuan lain tidak pernah ada.
Kondisi Ririn baru mendapat perhatian setelah viral di media sosial. Banyak pihak menawarkan bantuan pengobatan. “Kader dan warga sempat mengantar Ririn ke Puskesmas dan RSUD Banten. Tapi, saya ditinggal begitu saja tanpa biaya pengobatan,” ungkap Sindy. Ia kebingungan menghadapi situasi tersebut karena tidak memiliki dana.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sindy menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah desa. “Selama 10 tahun, tidak ada yang peduli pada anak saya. Padahal, data KTP dan KK sudah sering saya berikan,” ujarnya sambil menangis. Ia mempertanyakan apakah dinas terkait tidak memiliki anggaran untuk membantu anaknya yang menderita.
Wartawan berusaha mengkonfirmasi ke Kepala Desa Banyumas, namun tidak mendapat respons meski tiga kali memberi salam di depan rumahnya. Gerbang besi rumah tampak terkunci. Wartawan juga mendatangi Puskesmas Bojong, tetapi hanya bertemu perawat yang menyebut Kepala Puskesmas baru saja pergi. Hingga berita ini terbit, konfirmasi dengan Kepala Desa, Kepala Puskesmas, dan Muspika Kecamatan Bojong belum berhasil.
Penulis : Redaksi