Puluhan mahasiswa dari Forum Solidaritas Mahasiswa Banten (FSMB) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Kejaksaan Agung RI. Dengan penuh semangat, mereka mengecam dugaan korupsi masif di Sekretariat DPRD Banten selama periode anggaran 2022–2024.
Selain itu, mereka mendesak Kejaksaan Agung segera menindak tegas pelaku penyimpangan anggaran yang merugikan rakyat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
FSMB secara khusus menyoroti proyek pengadaan motorized screen senilai Rp18,5 miliar yang diduga mengalami markup harga. Lebih lanjut, mereka mengungkap adanya gratifikasi sebesar Rp2,3 miliar kepada pihak ketiga, termasuk perusahaan Solar Guard.
Tak hanya itu, perjalanan dinas fiktif senilai Rp75 miliar dan manipulasi laporan pertanggungjawaban turut menjadi perhatian utama.
Anggaran konsumsi DPRD yang melonjak hingga Rp75 miliar juga memicu kecurigaan. Mahasiswa menilai jumlah ini tidak wajar. Selain itu, biaya pemeliharaan kendaraan dinas yang mencapai Rp102 miliar dipertanyakan, mengingat jumlah kendaraan yang terbatas.
“Anggaran sebesar ini tidak masuk akal untuk jumlah kendaraan yang ada,” ujar koordinator aksi.
Mahasiswa juga mempertanyakan alokasi dana pokok pikiran (pokir) dan reses DPRD Banten senilai Rp117 miliar. Menurut mereka, dana ini rawan disalahgunakan untuk kepentingan politik pribadi, bukan untuk kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, FSMB menegaskan bahwa kondisi ini mencerminkan buruknya tata kelola anggaran di DPRD Banten.
Di sisi lain, FSMB menolak keras rencana pelantikan Deden Apriandhi Hartawan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Banten pada 9 Juli 2025. Mereka menyebut proses pelantikan ini sarat konflik kepentingan dan jauh dari prinsip meritokrasi.
“Ini bukan seleksi yang adil, melainkan manajemen selera penuh kongkalikong,” tegas seorang perwakilan FSMB.
Aksi ini bukan hanya unjuk rasa biasa, melainkan seruan perlawanan terhadap birokrasi korup di Banten. “Kami mengajak masyarakat, mahasiswa, dan media untuk mengawal penegakan hukum di Banten,” ujar seorang orator. Dengan penuh semangat, mahasiswa menutup aksi dengan pekikan: *Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Banten! Lawan Oligarki! Bersihkan DPRD dari Koruptor!*
Penulis : Tayo