Pandeglang,, Nusantara Media –
Bapak Asmadi, warga Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, menjadi korban jembatan Blengbeng yang rusak. Ia menderita luka serius hingga membutuhkan 17 jahitan akibat tertusuk bambu saat melintas. Menurut Asmadi, ini bukan kejadian pertama. Sepanjang Juni 2025, lima warga, termasuk dirinya, telah jadi korban akibat kondisi jembatan yang membahayakan.
Jembatan Blengbeng sudah lama rusak. Pada 2022, dua warga jatuh ke sungai dan luka parah. Warga Desa Cikeusik berulang kali melaporkan kondisi ini ke pemerintah, baik langsung maupun melalui media online. Namun, hingga kini, belum ada tindakan nyata dari pihak berwenang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Warga tidak tinggal diam. Mereka bergotong-royong memperbaiki jembatan dengan material seadanya. Sayangnya, perbaikan swadaya ini hanya bertahan sementara. Jembatan yang rusak parah butuh penanganan serius dan perbaikan menyeluruh agar aman digunakan.
Entis Sumantri, Ketua Bidang ESDM Badko HMI Jabodetabek-Banten, menyatakan keprihatinannya. “Ini bukan sekadar soal infrastruktur, tapi nyawa manusia. Pemerintah harus segera bertindak,” tegasnya. Ia pernah menyampaikan keluhan ini kepada Bupati Pandeglang, yang berjanji berkoordinasi dengan DPUPR Kabupaten dan Provinsi. Namun, hingga 2 Juli 2025, belum ada tindakan konkret.
Jembatan Blengbeng adalah akses penting bagi warga dan anak sekolah di Desa Cikeusik. Kondisinya yang memprihatinkan kini menjadi simbol kegagalan pemerintah menjamin keselamatan. Warga berharap pemerintah segera merespons sebelum jatuh korban lagi.
Penulis : Eri priatna