MotoGP, Nusantara Media – Dunia balap motor masih membicarakan kemenangan luar biasa Marc Marquez di MotoGP Dutch Grand Prix di Sirkuit TT Assen pada 29 Juni 2025. Meski mengalami dua kecelakaan berat pada sesi latihan hari Jumat, Marquez berhasil memenangkan Sprint Race dan balapan utama Grand Prix. Bagaimana seorang pembalap bisa bangkit dari cedera fisik untuk mendominasi sirkuit sekelas Assen? Artikel ini mengulas perjalanan Marquez, dampak kecelakaannya, dan implikasinya bagi kejuaraan MotoGP 2025.
Marc Marquez, juara dunia MotoGP enam kali dan pembalap Tim Ducati Lenovo, memasuki Dutch Grand Prix 2025 sebagai pemimpin klasemen. Sirkuit Assen, yang dikenal sebagai “Katedral Kecepatan,” secara historis menjadi tantangan bagi Marquez. Pada Jumat, 27 Juni 2025, Marquez mengalami dua kecelakaan serius selama sesi latihan bebas, menyebabkan luka memar, jahitan di dagu, dan mati rasa sementara di tangan kiri. Insiden ini memunculkan keraguan tentang kemampuannya untuk bersaing secara maksimal di akhir pekan tersebut.
Pada sesi latihan bebas pertama (FP1), Marquez mengalami kecelakaan high-side di Tikungan 15 karena suhu ban belakang yang rendah. Kecelakaan kedua terjadi di Tikungan 7 saat ia mendorong untuk catatan waktu cepat dengan pilihan ban yang kurang tepat. Kecelakaan ini menyebabkan cedera di sisi kiri tubuhnya, termasuk siku, tangan, dan wajah, yang memerlukan perawatan medis. Meski demikian, ia berhasil finis di posisi keenam pada sesi latihan, mengamankan tempat langsung di kualifikasi Q2.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Memulai Sprint Race pada Sabtu, 28 Juni 2025, dari posisi keempat, Marquez langsung mengambil alih posisi terdepan dalam hitungan detik dan memenangkan balapan. Pada Minggu, 29 Juni 2025, meski merasa “hancur” selama pemanasan pagi, Marquez tampil luar biasa di balapan utama. Ia finis dengan catatan waktu 40 menit 14,072 detik, mengalahkan Marco Bezzecchi dari Aprilia dengan selisih 0,6 detik dan Francesco Bagnaia dengan 2,666 detik. Kemenangan ganda ini menjadi kemenangan ganda keenamnya (Sprint dan Grand Prix) dalam sepuluh balapan pertama musim 2025.
Kemenangan Marquez di Assen memperlebar keunggulannya di klasemen menjadi 68 poin atas pesaing terdekat, yaitu adiknya, Alex Marquez. Namun, Alex mengalami patah tangan kiri akibat tabrakan dengan Pedro Acosta di Tikungan 5 selama Grand Prix, memunculkan keraguan tentang partisipasinya di German Grand Prix pada 13 Juli 2025 di Sachsenring. Keberhasilan Marc Marquez mengatasi cedera fisik tidak hanya memperkuat posisinya di puncak klasemen, tetapi juga menunjukkan ketangguhan mental dan kemampuan adaptasinya di sirkuit yang secara historis sulit baginya. Kemenangan Marquez mendapat pujian luas. Ia berbagi pengalamannya dengan MotoGP.com:
“Saat pagi hari Minggu, saya merasa hancur dan berkata, ‘Saya tidak bisa balapan.'”
“Tapi saat balapan, dengan adrenalin, itu adalah obat penghilang rasa sakit terbaik.”
Mantan pembalap MotoGP, Sylvain Guintoli, menyebut bahwa Marquez kemungkinan menyembunyikan rasa sakit yang signifikan untuk tetap bertanding, menyoroti beban fisik dari kecelakaan tersebut. Penggemar di platform X memuji dominasi Marquez, dengan beberapa menyebut Assen sebagai “taman bermain barunya” dan menyoroti kemampuannya menang di bawah tekanan.
Kecelakaan tersebut menegaskan tuntutan fisik MotoGP, terutama bagi pembalap berusia 32 tahun seperti Marquez, yang berkomentar:
“Kecelakaan besar seperti ini tidak sama ketika saya berusia 20 tahun dibandingkan sekarang di usia 32!”
Kerikil di Sirkuit Assen, yang digambarkan Marquez memiliki batu besar, memperparah dampak kecelakaannya. Insiden ini memaksanya menyesuaikan pendekatan untuk sisa akhir pekan, menyeimbangkan risiko dan performa untuk mengamankan poin penting.
Dengan keunggulan 68 poin, Marquez menuju German Grand Prix di Sachsenring, sirkuit tempat ia secara historis unggul, dengan penuh percaya diri. Namun, persaingan tetap ketat dengan pembalap seperti Marco Bezzecchi dan Francesco Bagnaia yang menjadi ancaman. Pemulihan Alex Marquez juga akan memengaruhi jalannya kejuaraan, karena absennya ia dapat memperkuat posisi Marc. Ke depan, kemampuan Marquez mengelola cedera fisik dan menjaga konsistensi akan krusial untuk mengamankan gelar MotoGP ketujuhnya.
Penulis : Ifan Apriyana
Editor : Redaksi